Suara gemericik air terdengar ramah
di luar sana. Namja itu pun segera berjalan menuju jendela kamarnya untuk
sekedar melihat hujan. Hal yang dirindukannya sejak kedatangannya di Seoul
beberapa hari yang lalu. Saat melihat keluar jendela, dilihatnya seorang yeoja
dengan payung merah cerahnya melintasi jalanan dengan senyum yang seakan
menghangatkan dinginnya suasana hujan. Namja itu pun segera beranjak mengambil
payungnya dan berlari keluar untuk mengejar yeoja itu.
“ya! Jung Eunji!” panggil namja itu.
Yeoja
itu pun menoleh sambil tersenyum, namun senyumnya lenyap seketika saat melihat
namja itu.
“ya! Yoo youngjae?!!?” Tanya yeoja
itu sambil memasang muka masam.
“ne ini aku..” sahut youngjae sambil
tersenyum.
“untuk apa kau kembali heuh?” Tanya Eunji.
“mwo? wae? Apa kau tidak
merindukanku?” Tanya Youngjae.
“merindukanmu? Kau bahkan pergi tanpa
berpamitan..apa kau merasa pantas dirindukan?” Tanya Eunji.
“ya! Mianhae.. kajja kita
jalan-jalan!” ajak Youngjae.
Mereka
berdua pun saling tersenyum.
“jadi untuk apa kau pergi ke
amerika?” Tanya Eunji.
“aku mengunjungi ahjushi-ku yang
sedang sakit disana haha kau rindu kan padaku?” Tanya youngjae dengan nada
percaya diri.
“heuh kau ini menyebalkan sekali”
kata Eunji sambil meminum hot chocolate-nya.
“haha kau ini... sudah mengaku saja..”
kata Youngjae.
“aish 3 bulan di amerika dan kau tetap
saja menyebalkan” kata Eunji.
“hya! itu tidak ada hubungannya dasar,
hmm hujanya sudah
mulai reda.. bagaimana kalau kita ke rumahmu..aku ingin main dengan daehyun
hyung kkk” kata youngjae.
“aissh mungkin daehyun oppa akan
menghajarmu saat melihatmu nanti..” kata Eunji.
“ooh..wae?” Tanya Youngjae.
“tentu saja, kau pergi tanpa
berpamitan kepada siapapun..dasar babo” kata Eunji.
“ani..aku berpamitan dengan daehyun
hyung.. di sini hanya kau saja yang tidak mengetahui kepergianku” kata
Youngjae.
“mwo?!” protes Eunji.
“kkkkk aissh aegyo.. kajja” kata
Youngjae sambil mengacak pelan rambut Eunji dan berjalan menuju luar cafe.
“aissh dia tetap saja menyebalkan”
gerutu Eunji sambil memandang Youngjae yang sedang berjalan keluar.
“hya! kajja..” ajak Youngjae.
Eunji
pun segera berjalan menyusul Youngjae.
“jadi.. apa setelah ini kau akan
kembali sekolah seperti biasa?” Tanya Eunji.
“tentu saja, haha aissh jjinja.. kau
rindu kan padaku?” Tanya Youngjae.
“hya! aku bosan mendengarkan
pertanyaanmu” kata Eunji.
“kkk aku rindu ekspresi marahmu itu
kkk lucu sekali” kata Youngjae sambil tertawa.
“lucu katamu? Dasar aneh.. menjauhlah
dariku, aku tidak mau jalan dengan orang gila sepertimu” kata Eunji.
“hya! kau ini.. kkkk” Youngjae masih
saja tertawa.
Mereka
pun sampai di rumah Eunji.
“aku pulang” teriak Eunji.
“oppa.. kau dimana?” teriak Eunji.
“mwo? aku di ruang TV” sahut Daehyun
dari dalam.
“masuklah..” bisik Eunji pada
Youngjae.
“ok” bisik Youngjae.
“ada apa mencariku.. eoh.. Yoo
Youngjae?!” teriak Daehyun yang sudah berada di ruang tamu.
“hyung! Hahha” panggil Youngjae
sambil berlari kea rah Daehyun.
Daehyun
dan Youngjae pun berpelukan sejenak lalu saling memukul satu sama lain.
“hya! bagaimana pengobatanmu hah? Apa
berjalan lancar?” Tanya daehyun.
“mwo? pengobatanmu?” Tanya Eunji
heran.
“pengobatanku? Maksudmu pengobatan
ahjushi-ku? Tentu saja berhasil haha” kata Youngjae sambil memberi isyarat pada
Daehyun.
“oh.. kita mengobrol di kamarku
saja..” ajak daehyun.
“dasar aneh” gumam Eunji lalu naik ke
kamarnya.
Daehyun
dan Youngjae pun segera memasuki kamar Daehyun.
“hya! hyung kau ini bagaimana.. Eunji
tidak tahu hal yang sebenarnya” kata Youngjae.
“jjinja? kau bilang ahjushi-mu?”
Tanya daehyun.
“ne, aku bilang padanya bahwa
ahjushi-ku yang sakit..bukan aku” kata Youngjae.
“hya! bukankah keadaanmu sudah
membaik sekarang? buktinya kau kembali heuh!” kata Daehyun sambil menepuk keras
punggung Youngjae.
“haha aku kembali karena aku
merindukanmu hyung! Haha” kata Youngjae.
“aish bilang saja kalau kau
merindukan Eunji.. dasar kau” kata Daehyun.
“haha itu 90% hyung..rinduku padamu
hanya 10%” kata Youngjae.
“aissh dasar.. jadi kau belum sembuh
total?” Tanya Daehyun.
“ne..tapi sebentar lagi aku akan
sembuh” kata Youngjae.
“sembuhlah terlebih dahulu, baru aku
akan memberimu restu untuk menyukai adikku” kata daehyun.
“aissh kau ini hyung” gerutu
Youngjae.
Saat
sedang bergurau, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“masuklah..” teriak Daehyun.
“eomma menyuruh turun untuk makan
siang..kajja” ajak Eunji.
“waah kebetulan sekali aku sedang
lapar” kata Youngjae.
“aissh kau itu selalu lapar yoo
youngjae” celetuk Eunji.
“mworago? Aissh” gerutu Youngjae.
Mereka
pun makan siang bersama.
“hyung! Setelah ini ajak aku
jalan-jalan..” kata Youngjae.
“mwo? tidak bisa..oppa kau sudah
janji akan menemaniku belanja” kata Eunji.
“hya! jangan mulai bertengkar
lagi..aku tidak bisa menemani kalian berdua, aku harus mengerjakan tugasku”
kata Daehyun.
“mwo? oppa kau sudah janji kemarin”
kata Eunji.
“kalau begitu minta Youngjae
menemanimu belanja saja, setelah itu kalian jalan-jalan bersama” kata eomma.
“ah ide bagus” kata Daehyun sambil
tersenyum jahil.
“ah benar, kurasa itu ide
bagus..benarkan Eunji?” kata Youngjae.
“ah..mungkin lebih baik aku belanja
sendiri saja” kata Eunji.
“ani..tidak bisa, gadis ceroboh
sepertimu… apa kau tidak ingat terakhir kali kau belanja sendirian?” Tanya
Daehyun.
“benar sekali..semua bahan makanan
yang dibeli Eunji jatuh berceceran di jalan karena kantongnya berlubang” kata
eomma sambil terkekeh.
“itu bukan salahku, kantong dari
supermarket itu memang tidak berkualitas” kata Eunji, membela diri.
“hya hyaa jaga ucapanmu, kau bisa saja
dituntut karena mencemarkan nama baik” kata Daehyun.
“kau berlebihan... eomma.. jebaal
biarkan aku pergi sendiri” rengek Eunji.
“Youngjaeyaa temani Eunji belanja, ne?”
suruh eomma.
“ne” sahut Youngjae dengan nada yang
menyebalkan.
Eunji
pun hanya bisa menghela nafas.
Yoo
Youngjae dan Jung Eunji adalah teman sejak kecil, namun Eunji sering dibuat
sebal oleh Youngjae karena Youngjae sering sekali berbuat jahil pada Eunji.
“jadi kita pergi belanja dulu lalu
menemaniku jalan-jalan” kata Youngjae dengan nada dictator.
“ya ya terserah kau saja” kata Eunji.
Mereka
berdua pun berjalan menuju supermarket.
“ini daftar belanja-nya..kita cari
bersama” kata Eunji.
“mwo? kau cari sendiri.. enak saja”
kata Youngjae.
“hya! aku dan daehyun oppa biasanya
mencari bersama, kau ini menyebalkan sekali” kata Eunji.
“aissh baiklah, berikan padaku” kata Youngjae
sambil mengambil daftar belanja.
Beberapa
saat kemudian, mereka sudah selesai berbelanja.
“Youngjae-ah..bantu aku membawa ini”
teriak Eunji pada Youngjae yang sudah berada beberapa langkah di depannya.
“untuk apa kau punya dua tangan? Bawa
saja sendiri” kata Youngjae.
“ya Yoo Yooungjae kau benar-benar
tidak berguna!!” kata Eunji.
Youngjae
pun tidak menghiraukan Eunji dan terus berjalan.
“ya ya.. aissh” teriak Eunji.
Youngjae
pun menoleh ke belakang dan mendapati Eunji sedang memunguti belanjaannya yang
tercecer di jalan.
“hya!
apa yang kau lakukan?” Tanya Youngjae.
“ini gara-gara kau..semuanya jadi
terjatuh” kata Eunji.
“aishh sungguh merepotkan” kata
Youngjae.
“merepotkan katamu? Kau saja yang
tidak berguna” teriak Eunji.
“aissh cepat ambil dan langsung
pulang” teriak youngjae.
Eunji
hanya diam sambil memunguti belanjaannya yang terjatuh.
“kami pulang..” teriak Eunji begitu
memasuki rumah.
“mwoya? Apa kau menjatuhkan
belanjaannya lagi?” Tanya eomma.
“ah... Ne eomma” kata Eunji sambil
menundukkan kepalanya.
“eum gwenchana kkk sudah kau ajak
youngjae berkeliling saja ini biar eomma yang urus” kata eomma.
“ne eomma.. tapi apa tidak bisa aku
pergi ke kamarku saja?” Tanya Eunji.
“mwo? ani.. kau harus menemani youngjae
jalan-jalan” kata eomma.
“baiklah” kata Eunji dengan lemas.
Dari
luar Youngjae mendengar percakapan Eunji dengan eomma sambil tertawa geli.
“michyeoseo? Kenapa kau tertawa
sendiri hah?” Tanya Eunji.
“ani..” kata youngjae.
“dasar gila” gumam Eunji.
“jadi..sekarang kita
jalan-jalan..antar aku ke sungai han” perintah Youngjae.
“mwo? Sore seperti ini sungai Han
bukanlah tempat yang bagus, lebih baik nanti malam saja kita ke Sungai Han”
kata Eunji.
“ah benar juga, hmm kalau begitu kita
pergi ke taman hiburan dan mencoba semua permainan disana” kata Youngjae.
“mwo?” Tanya Eunji.
“aissh jangan banyak berpikir,
kajja!!!” ajak Youngjae sambil menarik tangan Eunji.
Deg..
Tiba-tiba
jantung Eunji berdetak kencang. Pertama kali Youngjae menggandeng tangannya
sejak kepergiannya 3 bulan lalu. Entah mengapa jantung Eunji berdetak sangat
kencang saat tangan Youngjae menarik tangannya.
“ige mwoya?” gumam Eunji sambil
memegang jantungnya yang berdegup kencang.
“hya! Lepaskan!!” teriak Eunji.
“wae?” Tanya Youngjae keheranan.
“ani.. kau pikir aku tidak bisa jalan
sendiri huh?!” kata Eunji memberi alasan.
“aissh dasar yeoja keras kepala” kata
Youngjae.
“mworago?!!” Tanya Eunji.
“aisshh sudahlah, kalau kita terus
rebut kapan kita perginya? Kalau kau bisa jalan sendiri cepatlah ikuti aku!!”
kata Youngjae sambil berjalan meninggalkan Eunji yang masih bingung dengan
degupan jantungnya.
“hya.. tunggu!!!!” teriak Eunji
sambil berlari kecil menyamai langkah Youngjae.
“dasar, kau ini kapan menjadi tidak
keras kepala huh?” Tanya Youngja.
“sudah jangan mulai lagi” kata Eunji
sambil memukuli lengan Youngjae.
“hya!! Hentikan, kau ini” kata
Youngjae sambil tertawa geli melihat tingkah Eunji.
Mereka
berdua pun tertawa.
Beberapa
saat kemudian mereka baru saja sampai di Lotte Dutty.
“Youngjae-ah.. kau ingin mulai
darimana?” Tanya Eunji.
“eumm kita mulai dari yang komedi
putar saja” ajak Youngjae dengan semangat.
“mwo? Kau suka komedi putar? Sangat
kekanak-kanakan” kata Eunji sambil tertawa mengejek.
“mworago?! Baiklah kita naik roaler
coaster!!!” kata Youngjae sambil menarik tangan Eunji.
Eunji
terkejut, karena jantungnya berdegup dengan kencang untuk kedua kalinya namun Eunji
membiarkan Youngjae menariknya kali ini. entahlah tiba-tiba dia merasa senang
jika Youngjae menggandeng dan menarik tangannya.
Singkat
cerita, mereka berdua
sudah mencoba semua wahana di Lotte Dutty. Kini mereka berdua duduk di sebuah
bangku sambil menikmati permen kapas yang menjadi favorit mereka sejak kecil.
“Eunjiah.. kau ingat dulu kau sering
sekali meminta permen kapasku saat masih kecil? Kkkk aku selalu tertawa saat
mengingat wajahmu saat kecil dulu” kata Youngjae sambil tertawa.
“mwo? Hya! Kenapa kau masih saja
mengingatnya?” Tanya Eunji sambil tertawa.
“hyaa apa kau melupakannya? Kau
sungguh keterlaluan Jung Eunji” kata Youngjae.
“ani aku tidak melupakannya dasar
sensitif” ejek Eunji yang tanpa sadar ada sedikit permen kapas yang menempel di
bawah bibirnya.
“kkk kau ini.. diamlah sebentar” kata
Youngjae sambil mengambil sedikit permen kapas yang menempel di bawah bibir Eunji.
Eunji
pun terdiam. Jantungnya berdegup lebih kencang kali ini.
“kau ini sudah besar masih saja
seperti anak kecil hahahaha” ejek Youngjae sambil tertawa.
Eunji
masih terdiam. Dia bingung akan jantungnya yang terus berdegup dengan kencang.
“hya!!! Jung Eunji!!!!” panggil
Youngjae sambil mengguncang pelan pundak Eunji.
“ ah mwo?” Tanya Eunji.
“kau melamun ya? aissh dasar.. kajja
kita ke sungai Han” ajak Youngjae.
“ah.. ne kajja” jawab Eunji pelan
sambil berlari kecil mengikuti Youngjae.
Setelah
beberapa menit naik bus, akhirnya mereka sampai di Sungai Han. Setelah membeli
hot coffe, mereka pun berjalan di sepanjang Sungai han.
“hya.. youngjae-ah.. kenapa kau
begitu ingin pergi jalan-jalan? Kau seperti orang yang bukan dari Seoul saja”
Tanya Eunji.
“aku rindu Seoul.. haha lucu bukan?
Padahal hanya 3 bulan aku pergi tapi rasanya begitu lama” kata Youngjae.
“aissh kau ini dramatis sekali” kata Eunji
sambil terkekeh.
“hya!! Kau ini.. ah lebih baik kita
duduk di sana” kata Youngjae sambil menunjuk sebuah bangku.
“ah ide bagus” kata Eunji.
Mereka
berdua pun duduk sambil menikmati suasana Sungai Han.
“jadi bagaimana perkembanganmu hah?
Apa kau punya namjachingu? Kau tidak banyak cerita tentang kehidupanmu Jung
Eunji” oceh Youngjae.
“apa yang perlu diceritakan? Lagipula
aku tidak punya namjachingu” kata Eunji sambil meminum hot coffe miliknya.
“mwo?!!” Tanya Youngjae sambil
memperhatikan wajah Eunji.
“hya! Apa yang kau lihat?” Tanya Eunji
sambil sedikit salah tingkah.
“kau tidak terlalu jelek.. tapi
kenapa kau tidak punya namjachingu?” Tanya Youngjae sambil melirik nakal.
“mwoya?!! Apa katamu?!! Aku bukanya
tidak pernah punya namjachingu, tapi aku hanya tidak punya namjachingu
sekarang” kata Eunji membela diri.
“jadi kau pernah punya namjachingu?
Nugu?” Tanya Youngjae penasaran.
“Yongguk oppa, kau kenal Bang Yongguk?”
tanya Eunji.
“mwo? Yongguk hyung? Kau pasti
berbohong padaku kan? Namja keren seperti dia mana mungkin” Tanya Youngjae
terkejut.
“mwo? apa kau menghinaku? Aku juga
tidak menyangka kalau saat itu dia menyukaiku.. bisa dibilang aku dekat
dengannya karena kau” kata Eunji.
“aku? Wae?” Tanya Youngjae.
“ne, saat itu adalah hari setelah kau
pergi ke Amerika tanpa sepengetahuanku..” kata Eunji.
-Flashback-
Pagi
itu Eunji duduk termenung di samping lapangan basket. Bukannya melihat beberapa
namja yang sedang bermain basket, namun tatapannya kosong. Perlahan bulir air
matanya membasahi pipinya. Sambil sesekali melihat ponselnya, menanti Youngjae
sahabatnya yang pergi ke Amerika begitu saja, memberinya kabar atau sekedar
berpamitan melalui telepon. Dia pun mengusap air matanya.
“Youngjaeyaa kenapa kau pergi begitu
saja?!! Huh apa itu yang namanya sahabat??!! Dasar babo!!!” oceh Eunji sambil
menangis.
Tanpa
disadari, sedari tadi seorang namja yang sedang beristirahat tak jauh darinya
memperhatikannya. Namja itu pun duduk di samping Eunji dan memberinya sapu
tangan.
“ini.. pakailah” kata namja itu.
Eunji
pun menerima sapu tangan itu dengan menunduk, karena malu.
“gomawo” kata Eunji sambil menunduk
karena malu.
Namja
itu pun tersenyum geli melihat tingkah Eunji.
“kenalkan, aku Bang Yongguk dari
kelas 3-1.. kau bisa mengembalikan sapu tangan itu di kelasku kapan-kapan” kata
namja dengan suaranya yang berat itu sambil tersenyum.
“ne ne, akan ku kembalikan besok,
gomawo” kata Eunji masih sambil menunduk.
Keesokan
harinya Eunji mengembalikan sapu tangan itu di kelas namja itu.
“apa kau yang bernama bang Yongguk?”
Tanya Eunji.
“ah ne, ada apa mencariku?” Tanya
namja itu.
“ini, gomawo sudah meminjamkan sapu
tangan padaku” kata Eunji.
“ah jadi seperti ini wajahmu? Kkk
baiklah, cheonma” kata namja itu sambil tersenyum.
“ne, kalau begitu sampai jumpa” kata Eunji
sambil bersiap untuk melangkah pergi.
“ah tunggu.. kau belum memberitahu
aku namamu” kata namja itu.
“ah ne, mian.. aku Jung Eunji dari
kelas 2-5” kata Eunji.
“baiklah Eunji, karena aku sudah
meminjamkan sapu tanganku.. bagaimana kalau kau mentraktirku coklat panas hari
ini” kata namja itu.
“mwo? ah baiklah Yonggukssi” kata Eunji.
“hya! Panggil aku oppa saja supaya
kita jadi lebih akrab” kata namja itu.
-Flashback end-
“sejak saat itu kami jadi dekat dan 3
minggu kemudian dia mengatakan kalau dia suka padaku.. aku pun suka padanya..
jadilah kita berpacaran” cerita Eunji panjang lebar.
“ooh jadi begitu” kata Youngjae, “eh
lalu kenapa kalian putus?” Tanya Youngjae.
“wae? Entahlah.. aku merasa aku tidak
benar-benar menyukainya, aku tidak merasakan nyaman bersamanya hihi” kata Eunji.
“jadi kenapa kau menerimanya kalau
kau tidak menyukainya?” Tanya Youngjae.
“aku merasa berhutang budi padanya…
kau tahu? Dia selalu menghiburku saat aku sedih” kata Eunji.
“aissh kau pasti sedih karena aku
kan? Kkkkk” kata Youngjae.
“ya, tentu saja karena kau.. dasar
kau, sahabat macam apa kau pergi tanpa berpamitan!!” kata Eunji.
“aissh aku tau aku salah, tapi saat
aku akan pergi kau sedang tidur dengan nyenyak jadi aku memilih tidak
berpamitan denganmu” kata Youngjae membela diri.
“aissh terlalu banyak alasan” kata Eunji.
Youngjae
pun terkekeh melihat ekspresi Eunji.
“aissh dingin sekali, apa kau tidak
ingin pulang?” Tanya Eunji.
“ah tentu saja, sudah jam berapa
ini?” kata Youngjae sambil melirik arlojinya.
“sudah pukul Sembilan malam, kajja
kita pulang” kata Youngjae.
“baiklah” sahut Eunji lalu berdiri
dan berjalan sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya.
Youngjae
yang melihatnya pun melepaskan syalnya dan berjalan menyusul Eunji.
“ini pakailah, bisa gawat kalau kau
sampai flu” kata Youngjae sambil memasangkan syalnya di leher Eunji.
Eunji
pun hanya terdiam dan melihati Youngjae yang berjalan di depannya.
“hya! Sampai kapan kau akan berdiri
disana? Cepatlah!!” teriak Youngjae.
“ah.. baiklah” sahut Eunji sambil
berlari kecil menyusul Youngjae.
Keesokan
paginya, Eunji menikmati sarapannya bersama eomma dan appa. Tiba-tiba saja
Youngjae yang sudah siap dengan seragam dan tas sekolahnya masuk ke dalam
rumah.
“annyeong haseyo” sapa Youngjae pada
semua orang.
“Youngjaeyaa apa yang kau lakukan?”
Tanya Eunji.
“kenapa kau bertanya seperti itu?
Bukankah daridulu aku selalu memberi salam pada semua dan mengajakmu berangkat
bersama ke sekolah?” Tanya Youngjae.
“benar sekali, aku merindukan saat
itu hahaha Youngjae masih seperti dulu ne?” kata eomma Eunji.
“apa kau sudah sarapan? Sarapanlah
bersama kita?” ajak appa Eunji.
“ani ahjussi, aku sudah sarapan
bersama eomma dan appa di rumah.. Eunjiah kajja” ajak Youngjae.
“aissh baiklah.. eomma, appa kami
berangkat dulu” pamit Eunji.
“ne, hati-hati di jalan ne” kata
eomma dan appa bersamaan.
“ne” sahut Eunji dan Youngjae.
Beberapa
minggu berlalu seperti biasa. Mereka mulai terbiasa bersama satu sama lain,
seakan waktu kembali seperti dulu saat Youngjae belum pergi ke Amerika.
Bel
pulang sekolah mulai berbunyi. Seperti biasa Youngjae selalu datang ke kelas Eunji
untuk pulang bersama.
“Eunjiah kajja” teriak Youngjae dari
pintu.
“ah ne tunggu sebentar” kata Eunji
sambil merapikan bukunya yang berceceran di meja.
“hya! Lama sekali..” kata Youngjae
sambil berjalan mendatangi Eunji.
“mian.. hehe” kata Eunji sambil
terkekeh.
Youngjae
pun membantu Eunji membereskan bukunya. Youngjae tidak sengaja melihat sebuah
buku berwarna biru safir terjatuh di lantai.
“buku apa ini?” Tanya Youngjae sambil
membukanya.
“andwaeeee” teriak Eunji sambil
merebut buku itu dan segera memasukkannya ke dalam tas.
“ah mwoya? Apa itu buku diary?” Tanya
Youngjae sambil melirik jahil.
“hyaa memangnya kenapa kalau itu buku
diary?” Tanya Eunji.
“berikan padaku… aku ingin
membacanya!” perintah Youngjae.
“mwo? tentu saja tidak boleh… buku
diary adalah privasi seorang yeoja” kata Eunji sambil menutup resleting tasnya,
“kajja kita pulang” ajak Eunji.
Hari
sudah gelap. Mereka pun berjalan menuju rumah bersama.
“Youngjaeyaa apa kau tidak ingat saat
kau jatuh dari jungkat-jungkit saat kecil dulu? Hahahaha menggelikan sekali”
kata Eunji saat mereka melewati taman tempat mereka bermain dulu.
“aissh kenapa yang kau ingat hanya
kejadian yang memalukan? Dasar tidak waras” kata Youngjae.
“apa katamu? sini kau biar ku pukul”
teriak Eunji sambil bersiap memukul Youngjae.
“mwoya??!!” Youngjae pun lari menuju
taman.
Sekitar
10 menit mereka berkejar-kejaran akhirnya Youngjae menyerah.
“hya hya aku lelah aku menyerah” kata
Youngjae sambil duduk di ujung perosotan.
“ne ne aku juga sangat lelah… kau sih
mencari gara-gara” kata Eunji yang juga duduk di ujung perosotan di samping Youngjae.
Mereka
berdua pun berbaring sambil tertawa di perosotan masing-masing.
“aissh jjinja.. bahkan kita seperti
anak kecil” kata Eunji.
“kita? Ani.. kau saja ne” kata
Youngjae.
“hya!! Kau ini selalu saja” protes Eunji.
“hahaha ne ne… apa kau mulai lelah
terus-terusan ku tindas?” Tanya Youngjae sambil tertawa.
Mereka
berdua pun tertawa bersama. Namun tiba-tiba Youngjae merasakan pusing yang
teramat sangat di kepalanya.
‘sial.. aku lupa bertemu dengan
dokter hari ini..’ batin Youngjae.
Youngjae
berusaha mati-matian menahan rasa sakitnya.
“aku lapar.. kajja kita makan malam
di rumahku, eomma pasti sudah menunggu” kata Eunji sambil berdiri.
Youngjae
pun berdiri dan berjalan menyusul Eunji. Namun tiba-tiba Youngjae memeluk Eunji
dari belakang dan menelungkupkan wajahnya di pundak Eunji. Eunji pun terkejut.
“Youngjaeya..” badan Eunji serasa
mematung, jantungnya kembali berdegup dengan kencang.
“Eunjiah.. bogoshippo..” kata
Youngjae sambil terisak.
“Youngjaeyaa.. gwenchana?” Tanya Eunji
yang masih mematung.
“naega.. neomu johahae” kata Youngjae.
Eunji
pun terdiam. Jantungnya masih berdegup tak karuan. Setengah dari dirinya merasa
senang. Entahlah, dia sangat senang mendengar kata-kata itu meluncur dari mulut
Youngjae. Namun setengah dari dirinya merasa bingung, mengapa Youngjae
menangis. Dia pun mulai bertaya-tanya.
“na… nado..” kata Eunji terbata.
“mwo?!” Tanya Youngjae tak percaya.
Eunji
hanya diam. Youngjae pun melepaskan pelukannya dan membalik badan Eunji
sehingga mereka berhadapan.
“Eunjiah jjinja?!!” Tanya Youngjae
sambil mengguncang pelan pundak Eunji.
Eunji
pun hanya mengangguk, kemudian menunduk malu.
“andwae…” kata Youngjae.
“mwo? wae? Apa kau sedang
bermain-main?” Tanya Eunji.
“ani.. hanya saja kau tidak boleh
menyukaiku juga, biarkan aku saja yang menyukaimu” kata Youngjae.
“mwo? apa maksudmu?” Tanya Eunji tak
percaya.
“kajja kita pulang” kata Youngjae
sambil berjalan tanpa menghiraukan Eunji yang masih berdiri di taman.
“Youngajeya.. wae?!!” teriak Eunji
namun Youngjae tidak menghiraukannya.
Keesokan
paginya, Eunji hanya memandangi roti bakarnya yang sudah mulai dingin.
“Eunjiah gwenchana?” Tanya Eomma.
“ah gwenchana eomma” jawab Eunji.
“sudah hampir jam enam, tumben sekali
Youngjae belum datang” kata Eomma.
Eunji
hanya terdiam.
“eomma.. rotinya biar kubawa ke
sekolah saja, aku akan sarapan di sekolah” kata Eunji.
“baiklah, ambil tasmu dan eomma akan
menyiapkan bekalmu” kata eomma.
“ne eomma” kata Eunji.
Beberapa
saat kemudian Eunji sudah sampai di sekolah. Dia langsung berjalan menuju kelas
Youngjae dan mencari Youngjae. Namun dia sama sekali tidak melihat Youngjae.
Dia memutuskan untuk menunggu Youngjae di depan kelas Youngjae.
“dimana dia?” gumam Eunji.
Bel
masuk pun berbunyi. Namun Youngjae tak datang juga. Eunji pun menghela nafas,
kemudian berdiri dan perlahan berjalan menuju kelasnya.
Saat
di dalam kelas, Eunji benar-benar tidak bisa berkonsentrasi.
“mwoya.. wae? Kenapa aku seperti
ini?” gumam Eunji sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kasar.
“aissh jjinja..” teriak Eunji tanpa
sadar.
“Jung Eunji!! Apa yang sedang ada di
pikiranmu?” Tanya Leeteuk saem.
“ah ani saem” kata Eunji sambil
menunduk karena malu.
“keluarlah dari kelasku sekarang
juga” kata Leeteuk saem.
“tapi saem..” kata Eunji.
“tidak ada kata tapi.. cepat keluar”
kata leeteuk saem.
Eunji
pun segera berjalan menuju luar kelas. Eunji pun berdiri sambil bersandar di
tembok.
“aissh semua ini gara-gara Youngjae..
awas saja kau” gumam Eunji.
“yaa.. michyeoseo?” Tanya seorang
namja yang tiba-tiba muncul.
“Youngjaeyaa!!!” teriak Eunji sambil
lari ke arah Youngjae dan memeluknya.
“hya.. apa yang kau lakukan?” Tanya
Youngjae salah tingkah.
Eunji
pun melepaskan pelukannya dan merasa salah tingkah.
“mian.. reflek” alasan Eunji sebisa
mungkin.
“kau darimana saja? Kenapa baru
datang? Ini sudah jam 10.00” kata Eunji.
“aku.. aku tadi ada acara jadi aku
izin untuk datang terlambat” kata Youngjae.
“acara? Acara apa?” Tanya Eunji.
“aissh banyak tanya” kata Youngjae
sambil menjitak kepala Eunji.
“hya!” protes Eunji.
“sudahlah aku mau ke kelas, jangan jadi
anak nakal.. lihat kau di hukum seperti ini hahahaha” kata namja itu sambil
tertawa.
“aissh dasar” gerutu Eunji.
“sudah aku mau ke kelas” kata
Youngjae sambil berjalan meninggalkan Eunji.
Sepulang
sekolah, seperti biasa mereka berdua pulang bersama.
“youngjaeya aku ingin bertanya
padamu” kata Eunji.
“mwo?” Tanya Youngjae.
“kenapa aku tidak boleh menyukaimu?”
Tanya Eunji.
Youngjae
pun terdiam.
“entahlah.. hanya saja, kau janganlah
menyukaiku… itu saja” kata Youngjae.
“tidak bisa, sebelum kau bisa memberi
alasan padaku aku tidak bisa menuruti kata-katamu” kata Eunji.
“kau ini kenapa keras kepala sekali
huh?!” kata Youngjae sambil menjitak kepala Eunji.
“aisshh jjinja.. kenapa kau suka
sekali menjitak kepalaku huh?!” protes Eunji.
Youngjae
tidak menjawab, dia hanya tertawa sambil berjalan meninggalkan Eunji.
“Youngjaeyaa kau belum menjawab
pertanyaanku.. hya!!” teriak Eunji.
“baiklah akan kujawab..” kata
Youngjae.
“cepat… aku menunggu” kata Eunji.
“tunggu jawabannya beberapa minggu
lagi ne” kata Youngjae.
“mwo? hya!! Jawaban macam apa itu?”
Tanya Eunji.
“hahahaha sudahlah jangan bertanya
hal aneh-aneh, cepat masuk rumahmu” perintah Youngjae sambil mendorong Eunji
masuk ke dalam pagar rumahnya lalu menutupnya.
“hya!! Youngjaeyaaa!” teriak Eunji.
Youngjae
hanya berjalan sambil tersenyum getir mendengar teriakan Eunji. Tiba-tiba dia
teringat kata dokter. Benar, Youngjae izin datang terlambat ke sekolah untuk
menemui dokter pribadinya.
-flashback-
“bagaimana dokter? Bukankah sebentar
lagi aku akan sembuh…. Tapi kenapa kepalaku terasa pusing semalam?” Tanya
Youngjae.
“hasil test menunjukkan kanker pada
otakmu mulai tumbuh kembali, aku tidak dapat menanganinya, tapi rumah sakit di
amerika bisa…. cepatlah pergi ke amerika sebelum kanker ini semakin ganas dan
tidak dapat di sembuhkan” kata Dokter.
“mwoya?? Tapi mereka bilang ini sudah
akan sembuh..” kata Youngjae.
“hanya akan sembuh, belum sembuh
total.. bukankah aku bilang bahwa kau harus menjalani masa perawatan selama 1
tahun disana? Mengapa kau hanya melakukannya selama 3 bulan?” Tanya Dokter
keheranan.
“aku merindukan seseorang..” kata
Youngjae.
“jika kau merindukan seseorang,
harusnya kau bersikeras untuk sembuh total terlebih dahulu baru menemuinya dan
hidup bersamanya selamanya” kata Dokter.
-flashback end-
Youngjae
pun berbaring di kamarnya sambil memikirkan perkataan Dokter.
“apa aku harus kembali ke amerika?
Bagaimana kalau aku mati di sana?” gumam Youngjae.
Keesokan
harinya, Eunji menunggu Youngjae di depan kelasnya.
“Youngjaeyaa” teriak Eunji saat
Youngjae akan memasuki kelasnya.
“mwoya? Apa kau menungguku?” Tanya
Youngjae.
“ne haha kau belum menjawab
pertanyaanku semalam” kata Eunji.
“sudahlah aku belum mengerjakan PR”
kata Youngjae sambil memasuki kelasnya.
“hya!!!” teriak Eunji.
Pada
saat jam istirahat, Eunji sedang berada di kantin bersama temannya. Saat
melihat Youngjae, Eunji langsung berlari kea rah Youngjae namun Youngjae terus
menghindari dan mengacuhkan Eunji.
Sudah
berhari-hari Youngjae mengacuhkan Eunji. Eunji pun tak dapat berdiam diri
begitu saja menerima perlakuan Youngjae.
Sepulang
sekolah, Eunji yang membawa banyak buku di tangannya menunggu Youngjae keluar
dari kelas.
“Youngjaeyaa” panggil Eunji saat
melihat Youngjae keluar kelas.
“mwoya?” Tanya Youngjae.
“bisa bicara sebentar?” Tanya Eunji.
“tidak..” kata Youngjae sambil
berjalan meninggalkan Eunji.
“Youngjaeya tunggu..” teriak Eunji
sambil berusaha mengejar Youngjae.
Youngjae
pun tidak menghiraukan Eunji, dia terus berjalan.
BRUUUK
Eunji
pun terjatuh. Semua buku di tangannya berceceran. Youngjae pun melihat ke arah Eunji.
“sudah kubilang aku tidak mau bicara
denganmu, kenapa masih megejarku? Lihat akibatnya” oceh Youngjae sambil
membantu Eunji.
“apa seperti ini? apa kau menunggu
sampai aku terjatuh baru kau mau berbicara padaku hah? Wae? kau tidak
memperbolehkan aku menyukaimu? Baiklah mulai sekarang aku tidak akan penasaran
lagi dan aku tidak akan menyukaimu lagi. Apa kau senang? Kuharap kau senang”
kata Eunji sambil merapikan semua bukunya.
“pergilah.. aku tidak butuh
bantuanmu” kata Eunji.
Setelah
semua bukunya rapi, Eunji pun berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Youngjae
yang masih terdiam. Tiba-tiba pandangan Youngjae terjatuh pada sebuah buku
berwarna biru safir yang tergeletak tak jauh darinya.
“buku ini..” gumam Youngjae.
Dia
pun segera mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas. Sesampainya di rumah
dia pun membaca buku harian Eunji lembar demi lembar. Tulisan Eunji yang
bercerita sejak Youngjae meninggalkannya sampai beberapa hari yang lalu ketika
di taman. Tiba-tiba Youngjae merasa bersalah pada Eunji, namun dia tidak dapat
berbuat apapun. Saat membuka buku harian Eunji di halama terakhir terdapat
sebuah tulisan.
2013.07.26
Kau tahu? Ini hari ulang tahunku
yang ke-16 tapi Youngjae tidak disini, aku tahu ini gila tetapi memang dialah
orang yang rutin mengucapkan “selamat hari ulang tahun” padaku untuk
pertama kalinya… baiklah, berhenti membahas tentang Youngjae.
Ngomong-ngomong tahun depan adalah
ulang tahun ke-17 ku, aku ingin mendapatkan ciuman pertama dari orang kusukai
hihi ini memalukan tapi aku benar-benar iri dengan teman-temanku.. bahkan
mereka sudah mendapatkan ciuman pertama di usia 16 mereka hihi. Sudahlah aku
mengantuk, aku harus tidur dan bangun dengan semangat besok. FIGHTING ^^
Youngjae
pun tersenyum geli membaca tulisan terakhir Eunji.
Keesokan paginya Youngjae
berjalan menuju kelasnya, namun dia melihat Eunji sedang merangkak dari bawah
bangku ke bangku lainnya. Youngjae pun berjalan mendekatinya.
“apa yang kau lakukan?” Tanya
Youngjae.
“jangan banyak bicara” jawab Eunji
sinis, lalu pergi meninggalkan Youngjae.
Youngjae
hanya memandang Eunji yang berjalan semakin jauh.
“ada apa denganku? Aku membuatnya
semakin menjauh dariku… ani, ini bagus dia harus menjauh” kata Youngjae
meyakinkan dirinya.
Beberapa
hari berjalan, mereka berdua masih menjalani hidup masing-masing tanpa menyapa
satu sama lain.
Jam
pelajaran tambahan pun telah berakhir. Eunji berjalan bersama Jinri di koridor.
“Eunjiah.. aku ingin pergi ke toilet,
kau duluan saja ne” kata Jinri lalu berlari ke toilet.
“aissh kebiasaan” gumam Eunji.
Eunji
baru saja turun dari bus dan segera berjalan ke rumahnya. Setelah mandi, Eunji
pun segera merebahkan dirinya di ranjangnya.
“lelah sekali..” gumamnya sambil
merebahkan diri di ranjang kesayangannya.
Tidak
lama setelah itu, Eunji pun tertidur.
BRUUK
Eunji
pun membuka matanya dengan perlahan. Dilihatnya jam waker di mejanya
menunjukkan pukul dua belas malam tepat.
“siapa malam-malam begini berisik
sekali?” gumamnya sambil berusaha tidur kembali.
TOK TOK TOK
Eunji
pun terkejut mendengar ketukan di pintu balkon kamarnya. Eunji heran bagaimana
bisa ada yang mengetuk pintu balkon kamarnya sedangkan kamarnya berada di
lantai dua.
“nuguya?” teriak Eunji setengah
berbisik sambil membuka pintu balkonnya.
“youngjaeyaa!!!” teriak Eunji karena
terkejut.
Dengan
sigap, Youngjae langsung menutup mulut Eunji dengan tangannya.
“psssst” bisik Youngjae
mengisyaratkan Eunji untuk diam.
Eunji
pun mengangguk pelan. Youngjae pun melepaskan tangannya secara perlahan. Mereka
berdua pun berpandangan satu sama lain sejenak. Mereka berdua pun saling berpelukan.
“Youngjaeyaa” kata Eunji sambil
terisak.
“bogoshippo..” kata Youngjae sambil
memeluk Eunji semakin erat.
“nado..” kata Eunji yang juga memeluk
Youngjae semakin erat.
Cukup
lama mereka berpelukan. Mereka pun melepaskan pelukan mereka.
“bagaimana bisa kau naik kesini?”
Tanya Eunji.
“aku bisa melakukan segalanya kalau
aku sedang merindukanmu” kata Youngjae sambil tersenyum.
“mwoya…” kata Eunji, mungkin pipinya
sudah seperti tomat karena malu.
“Eunjiah.. aku datang untuk
berpamitan padamu, aku harus pergi lagi tapi aku janji akan kembali untukmu”
kata Youngjae.
“mworago? Apa aku tidak salah
dengar?” Tanya Eunji.
“ani.. aku harus benar-benar pergi”
kata Youngjae.
“wae? kenapa kau harus pergi?” Tanya Eunji.
“aku sekarat” jawab Youngjae singkat.
“mwo?” Tanya Eunji.
“kau tunggu aku saja, aku pasti akan
kembali.. setelah aku kembali nanti, akan kupastikan aku tidak akan pergi lagi,
aku berjanji” kata Youngjae sambil memeluk Eunji dengan erat.
Eunji
hanya terisak dalam pelukan Youngjae. Youngjae perlahan melepaskan pelukannya.
Youngjae pun menatap lekat mata Eunji dan mulai mendekatkan wajahnya. Youngjae pun
mencium bibir Eunji dengan lembut. Mereka berdua pun berciuman dalam tangis.
Youngjae pun melepaskan ciumannya dan mengusap air mata Eunji.
“aku sudah memberikan apa yang kau
inginkan… sekarang kau harus memberiku apa yang ku inginkan” kata Youngjae
sambil memberikan sebuah buku berwana biru safir.
“kau.. membacanya?” Tanya Eunji.
Youngjae
mengangguk sambil tersenyum.
“apa yang kau inginkan?” Tanya Eunji.
“kau harus menungguku… jika dalam
waktu dua tahun aku tidak kembali, maka carilah namja lain yang lebih baik dari
aku” kata Youngjae.
“apa yang kau katakan?” Tanya Eunji
tak percaya.
“turutilah kataku... ini perintah” kata
Youngjae.
“tapi…” perkataan Eunji terpotong.
Youngjae
kembali mencium bibir Eunji, kali ini cukup lama hingga mereka berdua pun
memejamkan matanya.Youngjae pun melepaskan ciumannya.
“berjanjilah padaku..” kata Youngjae
sambil memeluk Eunji.
“baiklah… aku berjanji” kata Eunji
sambil terisak.
“tidurlah.. kau harus pergi ke
sekolah besok” kata Youngjae.
Eunji
pun berbaring di ranjangnya sambil menggenggam erat tangan Youngjae. Youngjae pun mengelus kepala Eunji sampai Eunji
benar-benar tertidur. Youngjae pun mengecup bibir Eunji sekilas, lalu pergi.
Keesokan
harinya Eunji bangun dan langsung mencari Youngjae. Namun hasilnya nihil.
Youngjae sudah pergi. Eunji segera turun dan pergi berlari ke rumah Youngjae.
“YOUNGJAEYAAAAAAA” teriak Eunji
sambil terus menekan bel rumah kediaman Yoo.
“YOUNGJAEYAAAAAA” teriak Eunji sambil
menangis.
“YOUNGJAEYAAAA KELUARLAAAAH” teriak Eunji
sambil menangis dan menekan bel rumah.
“Eunjiah apa yang kau lakukan??!!!”
teriak Daehyun dan segera mengajak Eunji kembali ke rumah.
“oppa dia pergi lagi” kata Eunji
dalam tangis.
Eunji
pun terduduk di trotoar sambil menangis.
“Eunjiah… kau tahu? Dia sedang sakit
parah, dia harus pergi untuk bisa kembali kesini dan bersamamu selamanya…
bersabarlah” kata Daehyun.
“bagaimana kalau dia tidak kembali?!!”
teriak Eunji.
“dia pasti akan kembali demi kau”
kata Daehyun.
Eunji
masih terus menangis.
“sudahlah… adik oppa tidak boleh
cengeng seperti ini” kata Daehyun sambil mengusap air mata Eunji.
“kajja kita kembali ke rumah, oppa
akan membelikanmu ice cream ukuran
jumbo” kata daehyun sambil menggandeng Eunji untuk pulang ke rumah.
~2 TAHUN KEMUDIAN~
“eomma aku berangkat dulu ne” teriak Eunji
dari luar rumah.
“ne.. hati-hati di jalan ne, katakan
pada oppa mu untuk berhati-hati membawa mobil” teriak eomma dari dapur.
“ne eomma” sahut Eunji.
Eunji
pun berlari dan segera masuk ke dalam mobil. Namun Eunji benar-benar heran
karena Daehyun oppa terlihat sangat senang sambil bernyanyi mengikuti lagu yang
terputar di radio.
“oppa.. apa kau sedang tidak waras?”
Tanya Eunji.
“mwo? enak saja dasar anak kecil”
ejek Daehyun.
“mwoya.. lebih baik cepat antar aku
ke kampus, aku ada quiz hari ini” kata Eunji.
“baiklah.. oh ya, nanti aku tidak
bisa menjemputmu akan kusuruh temanku menjemputmu ne?” Tanya Daehyun.
“temanmu? Nugu? Apa Junhong lagi?
Ani.. lebih baik aku pulang naik bus, aku malas kalau harus mendengar ocehan
gila Junhong, kau tahu? Dia itu sedikit gila” kata Eunji.
“baiklah, aku akan menyuruh temanku
yang lainnya untuk menjemputmu.. kau mengenal dia cukup baik” kata Daehyun.
“nugu?” Tanya Eunji.
“kalau kau penasaran, lebih baik
cepat pulang nanti haha” kata Daehyun.
“aisssh jjinja… pokoknya awas kalau
kali ini Junhong lagi” ancam Eunji.
“ne ne ne” kata daehyun.
Eunji
pun baru saja keluar dari ruang kuliahnya.
“Eunjiah mau pulang bersama?” ajak
Sohyun, temannya.
“ah ani, aku sepertinya akan pulang
dengan teman kakakku” kata Eunji.
“nugu?” Tanya Sohyun.
“molla..” kata Eunji.
“baiklah kalau begitu aku pergi
duluan ne” pamit Sohyun.
“ne, hati-hati di jalan” kata Eunji.
“tentu saja, kau juga ne” kata
Sohyun.
“tentu” kata Eunji sambil
mengacungkan ibu jarinya.
Eunji
pun keluar dari gedung kampusnya. Dilihatnya seorang namja dengan pawakan agak
kekar memakai kemeja biru cerah sedang bersandar membelakangi sebuah mobil audy
hitam. Eunji pun menelpon oppanya.
“yeoboseyo..” jawab sorang namja dari
sebrang sana.
“oppa, bagaimana ciri-ciri temanmu
itu?” Tanya Eunji.
“eumm.. dia membawa audy hitam.. agak
kekar dan juga rambutnya hitam kecoklatan, kalau tidak salah dia memakai kemeja
biru cerah” kata Daehyun.
Eunji
pun melirik namja itu dan benar saja rambut namja itu berwarna hitam
kecoklatan.
“bingo… aku menemukannya, gomawo
oppa” kata Eunji sambil menutup teleponnya.
Eunji
pun berjalan mantap menuju namja itu.
“annyeong haseyo apa kau…” kata-kata Eunji
terputus ketika melihat wajah namja itu.
“annyeong…” kata namja itu dengan
santai sambil melambaikan tangannya.
Eunji
masih terdiam melihat wajah namja itu.
“sampai kapan kau akan melamun di
situ?” Tanya namja itu sambil menjitak kepala Eunji.
Eunji
pun menampar wajah namja itu.
“aissh appo” keluh namja itu.
“berarti ini bukan mimpi… youngajeyaa
bogoshippo” teriak Eunji sambil memeluk Youngjae.
“tentu saja ini bukan mimpi… Sekarang
aku sudah sembuh dan siap bersamamu untuk selamanya” kata Youngjae sambil
memeluk Eunji.
Mereka
berdua pun berpelukan bahagia.
-THE END-