Label

Selasa, 13 Mei 2014

Just Wait Me



       Suara gemericik air terdengar ramah di luar sana. Namja itu pun segera berjalan menuju jendela kamarnya untuk sekedar melihat hujan. Hal yang dirindukannya sejak kedatangannya di Seoul beberapa hari yang lalu. Saat melihat keluar jendela, dilihatnya seorang yeoja dengan payung merah cerahnya melintasi jalanan dengan senyum yang seakan menghangatkan dinginnya suasana hujan. Namja itu pun segera beranjak mengambil payungnya dan berlari keluar untuk mengejar yeoja itu.
“ya! Jung Eunji!” panggil namja itu.
            Yeoja itu pun menoleh sambil tersenyum, namun senyumnya lenyap seketika saat melihat namja itu.
“ya! Yoo youngjae?!!?” Tanya yeoja itu sambil memasang muka masam.
“ne ini aku..” sahut youngjae sambil tersenyum.
“untuk apa kau kembali heuh?” Tanya Eunji.
“mwo? wae? Apa kau tidak merindukanku?” Tanya Youngjae.
“merindukanmu? Kau bahkan pergi tanpa berpamitan..apa kau merasa pantas dirindukan?” Tanya Eunji.
“ya! Mianhae.. kajja kita jalan-jalan!” ajak Youngjae.
            Mereka berdua pun saling tersenyum.
“jadi untuk apa kau pergi ke amerika?” Tanya Eunji.
“aku mengunjungi ahjushi-ku yang sedang sakit disana haha kau rindu kan padaku?” Tanya youngjae dengan nada percaya diri.
“heuh kau ini menyebalkan sekali” kata Eunji sambil meminum hot chocolate-nya.
“haha kau ini... sudah mengaku saja..” kata Youngjae.
 “aish 3 bulan di amerika dan kau tetap saja menyebalkan” kata Eunji.
“hya! itu tidak ada hubungannya dasar, hmm hujanya sudah mulai reda.. bagaimana kalau kita ke rumahmu..aku ingin main dengan daehyun hyung kkk” kata youngjae.
“aissh mungkin daehyun oppa akan menghajarmu saat melihatmu nanti..” kata Eunji.
“ooh..wae?” Tanya Youngjae.
“tentu saja, kau pergi tanpa berpamitan kepada siapapun..dasar babo” kata Eunji.
“ani..aku berpamitan dengan daehyun hyung.. di sini hanya kau saja yang tidak mengetahui kepergianku” kata Youngjae.
“mwo?!” protes Eunji.
“kkkkk aissh aegyo.. kajja” kata Youngjae sambil mengacak pelan rambut Eunji dan berjalan menuju luar cafe.
“aissh dia tetap saja menyebalkan” gerutu Eunji sambil memandang Youngjae yang sedang berjalan keluar.
“hya! kajja..” ajak Youngjae.
            Eunji pun segera berjalan menyusul Youngjae.
“jadi.. apa setelah ini kau akan kembali sekolah seperti biasa?” Tanya Eunji.
“tentu saja, haha aissh jjinja.. kau rindu kan padaku?” Tanya Youngjae.
“hya! aku bosan mendengarkan pertanyaanmu” kata Eunji.
“kkk aku rindu ekspresi marahmu itu kkk lucu sekali” kata Youngjae sambil tertawa.
“lucu katamu? Dasar aneh.. menjauhlah dariku, aku tidak mau jalan dengan orang gila sepertimu” kata Eunji.
“hya! kau ini.. kkkk” Youngjae masih saja tertawa.
            Mereka pun sampai di rumah Eunji.
“aku pulang” teriak Eunji.
“oppa.. kau dimana?” teriak Eunji.
“mwo? aku di ruang TV” sahut Daehyun dari dalam.
“masuklah..” bisik Eunji pada Youngjae.
“ok” bisik Youngjae.
“ada apa mencariku.. eoh.. Yoo Youngjae?!” teriak Daehyun yang sudah berada di ruang tamu.
“hyung! Hahha” panggil Youngjae sambil berlari kea rah Daehyun.
            Daehyun dan Youngjae pun berpelukan sejenak lalu saling memukul satu sama lain.
“hya! bagaimana pengobatanmu hah? Apa berjalan lancar?” Tanya daehyun.
“mwo? pengobatanmu?” Tanya Eunji heran.
“pengobatanku? Maksudmu pengobatan ahjushi-ku? Tentu saja berhasil haha” kata Youngjae sambil memberi isyarat pada Daehyun.
“oh.. kita mengobrol di kamarku saja..” ajak daehyun.
“dasar aneh” gumam Eunji lalu naik ke kamarnya.
            Daehyun dan Youngjae pun segera memasuki kamar Daehyun.
“hya! hyung kau ini bagaimana.. Eunji tidak tahu hal yang sebenarnya” kata Youngjae.
“jjinja? kau bilang ahjushi-mu?” Tanya daehyun.
“ne, aku bilang padanya bahwa ahjushi-ku yang sakit..bukan aku” kata Youngjae.
“hya! bukankah keadaanmu sudah membaik sekarang? buktinya kau kembali heuh!” kata Daehyun sambil menepuk keras punggung Youngjae.
“haha aku kembali karena aku merindukanmu hyung! Haha” kata Youngjae.
“aish bilang saja kalau kau merindukan Eunji.. dasar kau” kata Daehyun.
“haha itu 90% hyung..rinduku padamu hanya 10%” kata Youngjae.
“aissh dasar.. jadi kau belum sembuh total?” Tanya Daehyun.
“ne..tapi sebentar lagi aku akan sembuh” kata Youngjae.
“sembuhlah terlebih dahulu, baru aku akan memberimu restu untuk menyukai adikku” kata daehyun.
“aissh kau ini hyung” gerutu Youngjae.
            Saat sedang bergurau, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“masuklah..” teriak Daehyun.
“eomma menyuruh turun untuk makan siang..kajja” ajak Eunji.
“waah kebetulan sekali aku sedang lapar” kata Youngjae.
“aissh kau itu selalu lapar yoo youngjae” celetuk Eunji.
“mworago? Aissh” gerutu Youngjae.
            Mereka pun makan siang bersama.
“hyung! Setelah ini ajak aku jalan-jalan..” kata Youngjae.
“mwo? tidak bisa..oppa kau sudah janji akan menemaniku belanja” kata Eunji.
“hya! jangan mulai bertengkar lagi..aku tidak bisa menemani kalian berdua, aku harus mengerjakan tugasku” kata Daehyun.
“mwo? oppa kau sudah janji kemarin” kata Eunji.
“kalau begitu minta Youngjae menemanimu belanja saja, setelah itu kalian jalan-jalan bersama” kata eomma.
“ah ide bagus” kata Daehyun sambil tersenyum jahil.
“ah benar, kurasa itu ide bagus..benarkan Eunji?” kata Youngjae.
“ah..mungkin lebih baik aku belanja sendiri saja” kata Eunji.
“ani..tidak bisa, gadis ceroboh sepertimu… apa kau tidak ingat terakhir kali kau belanja sendirian?” Tanya Daehyun.
“benar sekali..semua bahan makanan yang dibeli Eunji jatuh berceceran di jalan karena kantongnya berlubang” kata eomma sambil terkekeh.
“itu bukan salahku, kantong dari supermarket itu memang tidak berkualitas” kata Eunji, membela diri.
“hya hyaa jaga ucapanmu, kau bisa saja dituntut karena mencemarkan nama baik” kata Daehyun.
“kau berlebihan... eomma.. jebaal biarkan aku pergi sendiri” rengek Eunji.
“Youngjaeyaa temani Eunji belanja, ne?” suruh eomma.
“ne” sahut Youngjae dengan nada yang menyebalkan.
            Eunji pun hanya bisa menghela nafas.
            Yoo Youngjae dan Jung Eunji adalah teman sejak kecil, namun Eunji sering dibuat sebal oleh Youngjae karena Youngjae sering sekali berbuat jahil pada Eunji.
“jadi kita pergi belanja dulu lalu menemaniku jalan-jalan” kata Youngjae dengan nada dictator.
“ya ya terserah kau saja” kata Eunji.
            Mereka berdua pun berjalan menuju supermarket.
“ini daftar belanja-nya..kita cari bersama” kata Eunji.
“mwo? kau cari sendiri.. enak saja” kata Youngjae.
“hya! aku dan daehyun oppa biasanya mencari bersama, kau ini menyebalkan sekali” kata Eunji.
“aissh baiklah, berikan padaku” kata Youngjae sambil mengambil daftar belanja.
            Beberapa saat kemudian, mereka sudah selesai berbelanja.
“Youngjae-ah..bantu aku membawa ini” teriak Eunji pada Youngjae yang sudah berada beberapa langkah di depannya.
“untuk apa kau punya dua tangan? Bawa saja sendiri” kata Youngjae.
“ya Yoo Yooungjae kau benar-benar tidak berguna!!” kata Eunji.
            Youngjae pun tidak menghiraukan Eunji dan terus berjalan.
“ya ya.. aissh” teriak Eunji.
            Youngjae pun menoleh ke belakang dan mendapati Eunji sedang memunguti belanjaannya yang tercecer di jalan.
“hya!  apa yang kau lakukan?” Tanya Youngjae.
“ini gara-gara kau..semuanya jadi terjatuh” kata Eunji.
“aishh sungguh merepotkan” kata Youngjae.
“merepotkan katamu? Kau saja yang tidak berguna” teriak Eunji.
“aissh cepat ambil dan langsung pulang” teriak youngjae.
            Eunji hanya diam sambil memunguti belanjaannya yang terjatuh.
“kami pulang..” teriak Eunji begitu memasuki rumah.
“mwoya? Apa kau menjatuhkan belanjaannya lagi?” Tanya eomma.
“ah... Ne eomma” kata Eunji sambil menundukkan kepalanya.
“eum gwenchana kkk sudah kau ajak youngjae berkeliling saja ini biar eomma yang urus” kata eomma.
“ne eomma.. tapi apa tidak bisa aku pergi ke kamarku saja?” Tanya Eunji.
“mwo? ani.. kau harus menemani youngjae jalan-jalan” kata eomma.
“baiklah” kata Eunji dengan lemas.
            Dari luar Youngjae mendengar percakapan Eunji dengan eomma sambil tertawa geli.
“michyeoseo? Kenapa kau tertawa sendiri hah?” Tanya Eunji.
“ani..” kata youngjae.
“dasar gila” gumam Eunji.
“jadi..sekarang kita jalan-jalan..antar aku ke sungai han” perintah Youngjae.
“mwo? Sore seperti ini sungai Han bukanlah tempat yang bagus, lebih baik nanti malam saja kita ke Sungai Han” kata Eunji.
“ah benar juga, hmm kalau begitu kita pergi ke taman hiburan dan mencoba semua permainan disana” kata Youngjae.
“mwo?” Tanya Eunji.
“aissh jangan banyak berpikir, kajja!!!” ajak Youngjae sambil menarik tangan Eunji.
Deg..
            Tiba-tiba jantung Eunji berdetak kencang. Pertama kali Youngjae menggandeng tangannya sejak kepergiannya 3 bulan lalu. Entah mengapa jantung Eunji berdetak sangat kencang saat tangan Youngjae menarik tangannya.
“ige mwoya?” gumam Eunji sambil memegang jantungnya yang berdegup kencang.
“hya! Lepaskan!!” teriak Eunji.
“wae?” Tanya Youngjae keheranan.
“ani.. kau pikir aku tidak bisa jalan sendiri huh?!” kata Eunji memberi alasan.
“aissh dasar yeoja keras kepala” kata Youngjae.
“mworago?!!” Tanya Eunji.
“aisshh sudahlah, kalau kita terus rebut kapan kita perginya? Kalau kau bisa jalan sendiri cepatlah ikuti aku!!” kata Youngjae sambil berjalan meninggalkan Eunji yang masih bingung dengan degupan jantungnya.
“hya.. tunggu!!!!” teriak Eunji sambil berlari kecil menyamai langkah Youngjae.
“dasar, kau ini kapan menjadi tidak keras kepala huh?” Tanya Youngja.
“sudah jangan mulai lagi” kata Eunji sambil memukuli lengan Youngjae.
“hya!! Hentikan, kau ini” kata Youngjae sambil tertawa geli melihat tingkah Eunji.
            Mereka berdua pun tertawa.
            Beberapa saat kemudian mereka baru saja sampai di Lotte Dutty.
“Youngjae-ah.. kau ingin mulai darimana?” Tanya Eunji.
“eumm kita mulai dari yang komedi putar saja” ajak Youngjae dengan semangat.
“mwo? Kau suka komedi putar? Sangat kekanak-kanakan” kata Eunji sambil tertawa mengejek.
“mworago?! Baiklah kita naik roaler coaster!!!” kata Youngjae sambil menarik tangan Eunji.
            Eunji terkejut, karena jantungnya berdegup dengan kencang untuk kedua kalinya namun Eunji membiarkan Youngjae menariknya kali ini. entahlah tiba-tiba dia merasa senang jika Youngjae menggandeng dan menarik tangannya.
            Singkat cerita, mereka berdua sudah mencoba semua wahana di Lotte Dutty. Kini mereka berdua duduk di sebuah bangku sambil menikmati permen kapas yang menjadi favorit mereka sejak kecil.
“Eunjiah.. kau ingat dulu kau sering sekali meminta permen kapasku saat masih kecil? Kkkk aku selalu tertawa saat mengingat wajahmu saat kecil dulu” kata Youngjae sambil tertawa.
“mwo? Hya! Kenapa kau masih saja mengingatnya?” Tanya Eunji sambil tertawa.
“hyaa apa kau melupakannya? Kau sungguh keterlaluan Jung Eunji” kata Youngjae.
“ani aku tidak melupakannya dasar sensitif” ejek Eunji yang tanpa sadar ada sedikit permen kapas yang menempel di bawah bibirnya.
“kkk kau ini.. diamlah sebentar” kata Youngjae sambil mengambil sedikit permen kapas yang menempel di bawah bibir Eunji.
            Eunji pun terdiam. Jantungnya berdegup lebih kencang kali ini.
“kau ini sudah besar masih saja seperti anak kecil hahahaha” ejek Youngjae sambil tertawa.
            Eunji masih terdiam. Dia bingung akan jantungnya yang terus berdegup dengan kencang.
“hya!!! Jung Eunji!!!!” panggil Youngjae sambil mengguncang pelan pundak Eunji.
“ ah mwo?” Tanya Eunji.
“kau melamun ya? aissh dasar.. kajja kita ke sungai Han” ajak Youngjae.
“ah.. ne kajja” jawab Eunji pelan sambil berlari kecil mengikuti Youngjae.
            Setelah beberapa menit naik bus, akhirnya mereka sampai di Sungai Han. Setelah membeli hot coffe, mereka pun berjalan di sepanjang Sungai han.
“hya.. youngjae-ah.. kenapa kau begitu ingin pergi jalan-jalan? Kau seperti orang yang bukan dari Seoul saja” Tanya Eunji.
“aku rindu Seoul.. haha lucu bukan? Padahal hanya 3 bulan aku pergi tapi rasanya begitu lama” kata Youngjae.
“aissh kau ini dramatis sekali” kata Eunji sambil terkekeh.
“hya!! Kau ini.. ah lebih baik kita duduk di sana” kata Youngjae sambil menunjuk sebuah bangku.
“ah ide bagus” kata Eunji.
            Mereka berdua pun duduk sambil menikmati suasana Sungai Han.
“jadi bagaimana perkembanganmu hah? Apa kau punya namjachingu? Kau tidak banyak cerita tentang kehidupanmu Jung Eunji” oceh Youngjae.
“apa yang perlu diceritakan? Lagipula aku tidak punya namjachingu” kata Eunji sambil meminum hot coffe miliknya.
“mwo?!!” Tanya Youngjae sambil memperhatikan wajah Eunji.
“hya! Apa yang kau lihat?” Tanya Eunji sambil sedikit salah tingkah.
“kau tidak terlalu jelek.. tapi kenapa kau tidak punya namjachingu?” Tanya Youngjae sambil melirik nakal.
“mwoya?!! Apa katamu?!! Aku bukanya tidak pernah punya namjachingu, tapi aku hanya tidak punya namjachingu sekarang” kata Eunji membela diri.
“jadi kau pernah punya namjachingu? Nugu?” Tanya Youngjae penasaran.
“Yongguk oppa, kau kenal Bang Yongguk?” tanya Eunji.
“mwo? Yongguk hyung? Kau pasti berbohong padaku kan? Namja keren seperti dia mana mungkin” Tanya Youngjae terkejut.
“mwo? apa kau menghinaku? Aku juga tidak menyangka kalau saat itu dia menyukaiku.. bisa dibilang aku dekat dengannya karena kau” kata Eunji.
“aku? Wae?” Tanya Youngjae.
“ne, saat itu adalah hari setelah kau pergi ke Amerika tanpa sepengetahuanku..” kata Eunji.
-Flashback-
            Pagi itu Eunji duduk termenung di samping lapangan basket. Bukannya melihat beberapa namja yang sedang bermain basket, namun tatapannya kosong. Perlahan bulir air matanya membasahi pipinya. Sambil sesekali melihat ponselnya, menanti Youngjae sahabatnya yang pergi ke Amerika begitu saja, memberinya kabar atau sekedar berpamitan melalui telepon. Dia pun mengusap air matanya.
“Youngjaeyaa kenapa kau pergi begitu saja?!! Huh apa itu yang namanya sahabat??!! Dasar babo!!!” oceh Eunji sambil menangis.
            Tanpa disadari, sedari tadi seorang namja yang sedang beristirahat tak jauh darinya memperhatikannya. Namja itu pun duduk di samping Eunji dan memberinya sapu tangan.
“ini.. pakailah” kata namja itu.
            Eunji pun menerima sapu tangan itu dengan menunduk, karena malu.
“gomawo” kata Eunji sambil menunduk karena malu.
            Namja itu pun tersenyum geli melihat tingkah Eunji.
“kenalkan, aku Bang Yongguk dari kelas 3-1.. kau bisa mengembalikan sapu tangan itu di kelasku kapan-kapan” kata namja dengan suaranya yang berat itu sambil tersenyum.
“ne ne, akan ku kembalikan besok, gomawo” kata Eunji masih sambil menunduk.
            Keesokan harinya Eunji mengembalikan sapu tangan itu di kelas namja itu.
“apa kau yang bernama bang Yongguk?” Tanya Eunji.
“ah ne, ada apa mencariku?” Tanya namja itu.
“ini, gomawo sudah meminjamkan sapu tangan padaku” kata Eunji.
“ah jadi seperti ini wajahmu? Kkk baiklah, cheonma” kata namja itu sambil tersenyum.
“ne, kalau begitu sampai jumpa” kata Eunji sambil bersiap untuk melangkah pergi.
“ah tunggu.. kau belum memberitahu aku namamu” kata namja itu.
“ah ne, mian.. aku Jung Eunji dari kelas 2-5” kata Eunji.
“baiklah Eunji, karena aku sudah meminjamkan sapu tanganku.. bagaimana kalau kau mentraktirku coklat panas hari ini” kata namja itu.
“mwo? ah baiklah Yonggukssi” kata Eunji.
“hya! Panggil aku oppa saja supaya kita jadi lebih akrab” kata namja itu.
-Flashback end-
“sejak saat itu kami jadi dekat dan 3 minggu kemudian dia mengatakan kalau dia suka padaku.. aku pun suka padanya.. jadilah kita berpacaran” cerita Eunji panjang lebar.
“ooh jadi begitu” kata Youngjae, “eh lalu kenapa kalian putus?” Tanya Youngjae.
“wae? Entahlah.. aku merasa aku tidak benar-benar menyukainya, aku tidak merasakan nyaman bersamanya hihi” kata Eunji.
“jadi kenapa kau menerimanya kalau kau tidak menyukainya?” Tanya Youngjae.
“aku merasa berhutang budi padanya… kau tahu? Dia selalu menghiburku saat aku sedih” kata Eunji.
“aissh kau pasti sedih karena aku kan? Kkkkk” kata Youngjae.
“ya, tentu saja karena kau.. dasar kau, sahabat macam apa kau pergi tanpa berpamitan!!” kata Eunji.
“aissh aku tau aku salah, tapi saat aku akan pergi kau sedang tidur dengan nyenyak jadi aku memilih tidak berpamitan denganmu” kata Youngjae membela diri.
“aissh terlalu banyak alasan” kata Eunji.
            Youngjae pun terkekeh melihat ekspresi Eunji.
“aissh dingin sekali, apa kau tidak ingin pulang?” Tanya Eunji.
“ah tentu saja, sudah jam berapa ini?” kata Youngjae sambil melirik arlojinya.
“sudah pukul Sembilan malam, kajja kita pulang” kata Youngjae.
“baiklah” sahut Eunji lalu berdiri dan berjalan sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya.
            Youngjae yang melihatnya pun melepaskan syalnya dan berjalan menyusul Eunji.
“ini pakailah, bisa gawat kalau kau sampai flu” kata Youngjae sambil memasangkan syalnya di leher Eunji.
            Eunji pun hanya terdiam dan melihati Youngjae yang berjalan di depannya.
“hya! Sampai kapan kau akan berdiri disana? Cepatlah!!” teriak Youngjae.
“ah.. baiklah” sahut Eunji sambil berlari kecil menyusul Youngjae.
            Keesokan paginya, Eunji menikmati sarapannya bersama eomma dan appa. Tiba-tiba saja Youngjae yang sudah siap dengan seragam dan tas sekolahnya masuk ke dalam rumah.
“annyeong haseyo” sapa Youngjae pada semua orang.
“Youngjaeyaa apa yang kau lakukan?” Tanya Eunji.
“kenapa kau bertanya seperti itu? Bukankah daridulu aku selalu memberi salam pada semua dan mengajakmu berangkat bersama ke sekolah?” Tanya Youngjae.
“benar sekali, aku merindukan saat itu hahaha Youngjae masih seperti dulu ne?” kata eomma Eunji.
“apa kau sudah sarapan? Sarapanlah bersama kita?” ajak appa Eunji.
“ani ahjussi, aku sudah sarapan bersama eomma dan appa di rumah.. Eunjiah kajja” ajak Youngjae.
“aissh baiklah.. eomma, appa kami berangkat dulu” pamit Eunji.
“ne, hati-hati di jalan ne” kata eomma dan appa bersamaan.
“ne” sahut Eunji dan Youngjae.
            Beberapa minggu berlalu seperti biasa. Mereka mulai terbiasa bersama satu sama lain, seakan waktu kembali seperti dulu saat Youngjae belum pergi ke Amerika.
            Bel pulang sekolah mulai berbunyi. Seperti biasa Youngjae selalu datang ke kelas Eunji untuk pulang bersama.
“Eunjiah kajja” teriak Youngjae dari pintu.
“ah ne tunggu sebentar” kata Eunji sambil merapikan bukunya yang berceceran di meja.
“hya! Lama sekali..” kata Youngjae sambil berjalan mendatangi Eunji.
“mian.. hehe” kata Eunji sambil terkekeh.
            Youngjae pun membantu Eunji membereskan bukunya. Youngjae tidak sengaja melihat sebuah buku berwarna biru safir terjatuh di lantai.
“buku apa ini?” Tanya Youngjae sambil membukanya.
“andwaeeee” teriak Eunji sambil merebut buku itu dan segera memasukkannya ke dalam tas.
“ah mwoya? Apa itu buku diary?” Tanya Youngjae sambil melirik jahil.
“hyaa memangnya kenapa kalau itu buku diary?” Tanya Eunji.
“berikan padaku… aku ingin membacanya!” perintah Youngjae.
“mwo? tentu saja tidak boleh… buku diary adalah privasi seorang yeoja” kata Eunji sambil menutup resleting tasnya, “kajja kita pulang” ajak Eunji.
            Hari sudah gelap. Mereka pun berjalan menuju rumah bersama.
“Youngjaeyaa apa kau tidak ingat saat kau jatuh dari jungkat-jungkit saat kecil dulu? Hahahaha menggelikan sekali” kata Eunji saat mereka melewati taman tempat mereka bermain dulu.
“aissh kenapa yang kau ingat hanya kejadian yang memalukan? Dasar tidak waras” kata Youngjae.
“apa katamu? sini kau biar ku pukul” teriak Eunji sambil bersiap memukul Youngjae.
“mwoya??!!” Youngjae pun lari menuju taman.
            Sekitar 10 menit mereka berkejar-kejaran akhirnya Youngjae menyerah.
“hya hya aku lelah aku menyerah” kata Youngjae sambil duduk di ujung perosotan.
“ne ne aku juga sangat lelah… kau sih mencari gara-gara” kata Eunji yang juga duduk di ujung perosotan di samping Youngjae.
            Mereka berdua pun berbaring sambil tertawa di perosotan masing-masing.
“aissh jjinja.. bahkan kita seperti anak kecil” kata Eunji.
“kita? Ani.. kau saja ne” kata Youngjae.
“hya!! Kau ini selalu saja” protes Eunji.
“hahaha ne ne… apa kau mulai lelah terus-terusan ku tindas?” Tanya Youngjae sambil tertawa.
            Mereka berdua pun tertawa bersama. Namun tiba-tiba Youngjae merasakan pusing yang teramat sangat di kepalanya.
‘sial.. aku lupa bertemu dengan dokter hari ini..’ batin Youngjae.
            Youngjae berusaha mati-matian menahan rasa sakitnya.
“aku lapar.. kajja kita makan malam di rumahku, eomma pasti sudah menunggu” kata Eunji sambil berdiri.
            Youngjae pun berdiri dan berjalan menyusul Eunji. Namun tiba-tiba Youngjae memeluk Eunji dari belakang dan menelungkupkan wajahnya di pundak Eunji. Eunji pun terkejut.
“Youngjaeya..” badan Eunji serasa mematung, jantungnya kembali berdegup dengan kencang.
“Eunjiah.. bogoshippo..” kata Youngjae sambil terisak.
“Youngjaeyaa.. gwenchana?” Tanya Eunji yang masih mematung.
“naega.. neomu johahae” kata Youngjae.
            Eunji pun terdiam. Jantungnya masih berdegup tak karuan. Setengah dari dirinya merasa senang. Entahlah, dia sangat senang mendengar kata-kata itu meluncur dari mulut Youngjae. Namun setengah dari dirinya merasa bingung, mengapa Youngjae menangis. Dia pun mulai bertaya-tanya.
“na… nado..” kata Eunji terbata.
“mwo?!” Tanya Youngjae tak percaya.
            Eunji hanya diam. Youngjae pun melepaskan pelukannya dan membalik badan Eunji sehingga mereka berhadapan.
“Eunjiah jjinja?!!” Tanya Youngjae sambil mengguncang pelan pundak Eunji.
            Eunji pun hanya mengangguk, kemudian menunduk malu.
“andwae…” kata Youngjae.
“mwo? wae? Apa kau sedang bermain-main?” Tanya Eunji.
“ani.. hanya saja kau tidak boleh menyukaiku juga, biarkan aku saja yang menyukaimu” kata Youngjae.
“mwo? apa maksudmu?” Tanya Eunji tak percaya.
“kajja kita pulang” kata Youngjae sambil berjalan tanpa menghiraukan Eunji yang masih berdiri di taman.
“Youngajeya.. wae?!!” teriak Eunji namun Youngjae tidak menghiraukannya.
            Keesokan paginya, Eunji hanya memandangi roti bakarnya yang sudah mulai dingin.
“Eunjiah gwenchana?” Tanya Eomma.
“ah gwenchana eomma” jawab Eunji.
“sudah hampir jam enam, tumben sekali Youngjae belum datang” kata Eomma.
            Eunji hanya terdiam.
“eomma.. rotinya biar kubawa ke sekolah saja, aku akan sarapan di sekolah” kata Eunji.
“baiklah, ambil tasmu dan eomma akan menyiapkan bekalmu” kata eomma.
“ne eomma” kata Eunji.
            Beberapa saat kemudian Eunji sudah sampai di sekolah. Dia langsung berjalan menuju kelas Youngjae dan mencari Youngjae. Namun dia sama sekali tidak melihat Youngjae. Dia memutuskan untuk menunggu Youngjae di depan kelas Youngjae.
“dimana dia?” gumam Eunji.
            Bel masuk pun berbunyi. Namun Youngjae tak datang juga. Eunji pun menghela nafas, kemudian berdiri dan perlahan berjalan menuju kelasnya.
            Saat di dalam kelas, Eunji benar-benar tidak bisa berkonsentrasi.
“mwoya.. wae? Kenapa aku seperti ini?” gumam Eunji sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kasar.
“aissh jjinja..” teriak Eunji tanpa sadar.
“Jung Eunji!! Apa yang sedang ada di pikiranmu?” Tanya Leeteuk saem.
“ah ani saem” kata Eunji sambil menunduk karena malu.
“keluarlah dari kelasku sekarang juga” kata Leeteuk saem.
“tapi saem..” kata Eunji.
“tidak ada kata tapi.. cepat keluar” kata leeteuk saem.
            Eunji pun segera berjalan menuju luar kelas. Eunji pun berdiri sambil bersandar di tembok.
“aissh semua ini gara-gara Youngjae.. awas saja kau” gumam Eunji.
“yaa.. michyeoseo?” Tanya seorang namja yang tiba-tiba muncul.
“Youngjaeyaa!!!” teriak Eunji sambil lari ke arah Youngjae dan memeluknya.
“hya.. apa yang kau lakukan?” Tanya Youngjae salah tingkah.
            Eunji pun melepaskan pelukannya dan merasa salah tingkah.
“mian.. reflek” alasan Eunji sebisa mungkin.
“kau darimana saja? Kenapa baru datang? Ini sudah jam 10.00” kata Eunji.
“aku.. aku tadi ada acara jadi aku izin untuk datang terlambat” kata Youngjae.
“acara? Acara apa?” Tanya Eunji.
“aissh banyak tanya” kata Youngjae sambil menjitak kepala Eunji.
“hya!” protes Eunji.
“sudahlah aku mau ke kelas, jangan jadi anak nakal.. lihat kau di hukum seperti ini hahahaha” kata namja itu sambil tertawa.
“aissh dasar” gerutu Eunji.
“sudah aku mau ke kelas” kata Youngjae sambil berjalan meninggalkan Eunji.
            Sepulang sekolah, seperti biasa mereka berdua pulang bersama.
“youngjaeya aku ingin bertanya padamu” kata Eunji.
“mwo?” Tanya Youngjae.
“kenapa aku tidak boleh menyukaimu?” Tanya Eunji.
            Youngjae pun terdiam.
“entahlah.. hanya saja, kau janganlah menyukaiku… itu saja” kata Youngjae.
“tidak bisa, sebelum kau bisa memberi alasan padaku aku tidak bisa menuruti kata-katamu” kata Eunji.
“kau ini kenapa keras kepala sekali huh?!” kata Youngjae sambil menjitak kepala Eunji.
“aisshh jjinja.. kenapa kau suka sekali menjitak kepalaku huh?!” protes Eunji.
            Youngjae tidak menjawab, dia hanya tertawa sambil berjalan meninggalkan Eunji.
“Youngjaeyaa kau belum menjawab pertanyaanku.. hya!!” teriak Eunji.
“baiklah akan kujawab..” kata Youngjae.
“cepat… aku menunggu” kata Eunji.
“tunggu jawabannya beberapa minggu lagi ne” kata Youngjae.
“mwo? hya!! Jawaban macam apa itu?” Tanya Eunji.
“hahahaha sudahlah jangan bertanya hal aneh-aneh, cepat masuk rumahmu” perintah Youngjae sambil mendorong Eunji masuk ke dalam pagar rumahnya lalu menutupnya.
“hya!! Youngjaeyaaa!” teriak Eunji.
            Youngjae hanya berjalan sambil tersenyum getir mendengar teriakan Eunji. Tiba-tiba dia teringat kata dokter. Benar, Youngjae izin datang terlambat ke sekolah untuk menemui dokter pribadinya.
-flashback-
“bagaimana dokter? Bukankah sebentar lagi aku akan sembuh…. Tapi kenapa kepalaku terasa pusing semalam?” Tanya Youngjae.
“hasil test menunjukkan kanker pada otakmu mulai tumbuh kembali, aku tidak dapat menanganinya, tapi rumah sakit di amerika bisa…. cepatlah pergi ke amerika sebelum kanker ini semakin ganas dan tidak dapat di sembuhkan” kata Dokter.
“mwoya?? Tapi mereka bilang ini sudah akan sembuh..” kata Youngjae.
“hanya akan sembuh, belum sembuh total.. bukankah aku bilang bahwa kau harus menjalani masa perawatan selama 1 tahun disana? Mengapa kau hanya melakukannya selama 3 bulan?” Tanya Dokter keheranan.
“aku merindukan seseorang..” kata Youngjae.
“jika kau merindukan seseorang, harusnya kau bersikeras untuk sembuh total terlebih dahulu baru menemuinya dan hidup bersamanya selamanya” kata Dokter.
-flashback end-
            Youngjae pun berbaring di kamarnya sambil memikirkan perkataan Dokter.
“apa aku harus kembali ke amerika? Bagaimana kalau aku mati di sana?” gumam Youngjae.
            Keesokan harinya, Eunji menunggu Youngjae di depan kelasnya.
“Youngjaeyaa” teriak Eunji saat Youngjae akan memasuki kelasnya.
“mwoya? Apa kau menungguku?” Tanya Youngjae.
“ne haha kau belum menjawab pertanyaanku semalam” kata Eunji.
“sudahlah aku belum mengerjakan PR” kata Youngjae sambil memasuki kelasnya.
“hya!!!” teriak Eunji.
            Pada saat jam istirahat, Eunji sedang berada di kantin bersama temannya. Saat melihat Youngjae, Eunji langsung berlari kea rah Youngjae namun Youngjae terus menghindari dan mengacuhkan Eunji.
         Sudah berhari-hari Youngjae mengacuhkan Eunji. Eunji pun tak dapat berdiam diri begitu saja menerima perlakuan Youngjae.
            Sepulang sekolah, Eunji yang membawa banyak buku di tangannya menunggu Youngjae keluar dari kelas.
“Youngjaeyaa” panggil Eunji saat melihat Youngjae keluar kelas.
“mwoya?” Tanya Youngjae.
“bisa bicara sebentar?” Tanya Eunji.
“tidak..” kata Youngjae sambil berjalan meninggalkan Eunji.
“Youngjaeya tunggu..” teriak Eunji sambil berusaha mengejar Youngjae.
            Youngjae pun tidak menghiraukan Eunji, dia terus berjalan.
BRUUUK
            Eunji pun terjatuh. Semua buku di tangannya berceceran. Youngjae pun melihat ke arah Eunji.
“sudah kubilang aku tidak mau bicara denganmu, kenapa masih megejarku? Lihat akibatnya” oceh Youngjae sambil membantu Eunji.
“apa seperti ini? apa kau menunggu sampai aku terjatuh baru kau mau berbicara padaku hah? Wae? kau tidak memperbolehkan aku menyukaimu? Baiklah mulai sekarang aku tidak akan penasaran lagi dan aku tidak akan menyukaimu lagi. Apa kau senang? Kuharap kau senang” kata Eunji sambil merapikan semua bukunya.
“pergilah.. aku tidak butuh bantuanmu” kata Eunji.
            Setelah semua bukunya rapi, Eunji pun berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Youngjae yang masih terdiam. Tiba-tiba pandangan Youngjae terjatuh pada sebuah buku berwarna biru safir yang tergeletak tak jauh darinya.
“buku ini..” gumam Youngjae.
            Dia pun segera mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas. Sesampainya di rumah dia pun membaca buku harian Eunji lembar demi lembar. Tulisan Eunji yang bercerita sejak Youngjae meninggalkannya sampai beberapa hari yang lalu ketika di taman. Tiba-tiba Youngjae merasa bersalah pada Eunji, namun dia tidak dapat berbuat apapun. Saat membuka buku harian Eunji di halama terakhir terdapat sebuah tulisan.

2013.07.26
Kau tahu? Ini hari ulang tahunku yang ke-16 tapi Youngjae tidak disini, aku tahu ini gila tetapi memang dialah orang yang rutin mengucapkan “selamat hari ulang tahun” padaku untuk pertama kalinya… baiklah, berhenti membahas tentang Youngjae.
Ngomong-ngomong tahun depan adalah ulang tahun ke-17 ku, aku ingin mendapatkan ciuman pertama dari orang kusukai hihi ini memalukan tapi aku benar-benar iri dengan teman-temanku.. bahkan mereka sudah mendapatkan ciuman pertama di usia 16 mereka hihi. Sudahlah aku mengantuk, aku harus tidur dan bangun dengan semangat besok. FIGHTING ^^      
            
            Youngjae pun tersenyum geli membaca tulisan terakhir Eunji.
Keesokan paginya Youngjae berjalan menuju kelasnya, namun dia melihat Eunji sedang merangkak dari bawah bangku ke bangku lainnya. Youngjae pun berjalan mendekatinya.
“apa yang kau lakukan?” Tanya Youngjae.
“jangan banyak bicara” jawab Eunji sinis, lalu pergi meninggalkan Youngjae.
            Youngjae hanya memandang Eunji yang berjalan semakin jauh.
“ada apa denganku? Aku membuatnya semakin menjauh dariku… ani, ini bagus dia harus menjauh” kata Youngjae meyakinkan dirinya.
            Beberapa hari berjalan, mereka berdua masih menjalani hidup masing-masing tanpa menyapa satu sama lain.
              Jam pelajaran tambahan pun telah berakhir. Eunji berjalan bersama Jinri di koridor.
“Eunjiah.. aku ingin pergi ke toilet, kau duluan saja ne” kata Jinri lalu berlari ke toilet.
“aissh kebiasaan” gumam Eunji.
           Eunji baru saja turun dari bus dan segera berjalan ke rumahnya. Setelah mandi, Eunji pun segera merebahkan dirinya di ranjangnya.
“lelah sekali..” gumamnya sambil merebahkan diri di ranjang kesayangannya.
            Tidak lama setelah itu, Eunji pun tertidur.
BRUUK
            Eunji pun membuka matanya dengan perlahan. Dilihatnya jam waker di mejanya menunjukkan pukul dua belas malam tepat.
“siapa malam-malam begini berisik sekali?” gumamnya sambil berusaha tidur kembali.
TOK TOK TOK
            Eunji pun terkejut mendengar ketukan di pintu balkon kamarnya. Eunji heran bagaimana bisa ada yang mengetuk pintu balkon kamarnya sedangkan kamarnya berada di lantai dua.
“nuguya?” teriak Eunji setengah berbisik sambil membuka pintu balkonnya.
“youngjaeyaa!!!” teriak Eunji karena terkejut.
            Dengan sigap, Youngjae langsung menutup mulut Eunji dengan tangannya.
“psssst” bisik Youngjae mengisyaratkan Eunji untuk diam.
            Eunji pun mengangguk pelan. Youngjae pun melepaskan tangannya secara perlahan. Mereka berdua pun berpandangan satu sama lain sejenak. Mereka berdua pun saling berpelukan.
“Youngjaeyaa” kata Eunji sambil terisak.
“bogoshippo..” kata Youngjae sambil memeluk Eunji semakin erat.
“nado..” kata Eunji yang juga memeluk Youngjae semakin erat.
            Cukup lama mereka berpelukan. Mereka pun melepaskan pelukan mereka.
“bagaimana bisa kau naik kesini?” Tanya Eunji.
“aku bisa melakukan segalanya kalau aku sedang merindukanmu” kata Youngjae sambil tersenyum.
“mwoya…” kata Eunji, mungkin pipinya sudah seperti tomat karena malu.
“Eunjiah.. aku datang untuk berpamitan padamu, aku harus pergi lagi tapi aku janji akan kembali untukmu” kata Youngjae.
“mworago? Apa aku tidak salah dengar?” Tanya Eunji.
“ani.. aku harus benar-benar pergi” kata Youngjae.
“wae? kenapa kau harus pergi?” Tanya Eunji.
“aku sekarat” jawab Youngjae singkat.
“mwo?” Tanya Eunji.
“kau tunggu aku saja, aku pasti akan kembali.. setelah aku kembali nanti, akan kupastikan aku tidak akan pergi lagi, aku berjanji” kata Youngjae sambil memeluk Eunji dengan erat.
            Eunji hanya terisak dalam pelukan Youngjae. Youngjae perlahan melepaskan pelukannya. Youngjae pun menatap lekat mata Eunji dan mulai mendekatkan wajahnya. Youngjae pun mencium bibir Eunji dengan lembut. Mereka berdua pun berciuman dalam tangis. Youngjae pun melepaskan ciumannya dan mengusap air mata Eunji.
“aku sudah memberikan apa yang kau inginkan… sekarang kau harus memberiku apa yang ku inginkan” kata Youngjae sambil memberikan sebuah buku berwana biru safir.
“kau.. membacanya?” Tanya Eunji.
            Youngjae mengangguk sambil tersenyum.
“apa yang kau inginkan?” Tanya Eunji.
“kau harus menungguku… jika dalam waktu dua tahun aku tidak kembali, maka carilah namja lain yang lebih baik dari aku” kata Youngjae.
“apa yang kau katakan?” Tanya Eunji tak percaya.
“turutilah kataku... ini perintah” kata Youngjae.
“tapi…” perkataan Eunji terpotong.
            Youngjae kembali mencium bibir Eunji, kali ini cukup lama hingga mereka berdua pun memejamkan matanya.Youngjae pun melepaskan ciumannya.
“berjanjilah padaku..” kata Youngjae sambil memeluk Eunji.
“baiklah… aku berjanji” kata Eunji sambil terisak.
“tidurlah.. kau harus pergi ke sekolah besok” kata Youngjae.
           Eunji pun berbaring di ranjangnya sambil menggenggam erat tangan Youngjae. Youngjae pun mengelus kepala Eunji sampai Eunji benar-benar tertidur. Youngjae pun mengecup bibir Eunji sekilas, lalu pergi.
            Keesokan harinya Eunji bangun dan langsung mencari Youngjae. Namun hasilnya nihil. Youngjae sudah pergi. Eunji segera turun dan pergi berlari ke rumah Youngjae.
“YOUNGJAEYAAAAAAA” teriak Eunji sambil terus menekan bel rumah kediaman Yoo.
“YOUNGJAEYAAAAAA” teriak Eunji sambil menangis.
“YOUNGJAEYAAAA KELUARLAAAAH” teriak Eunji sambil menangis dan menekan bel rumah.
“Eunjiah apa yang kau lakukan??!!!” teriak Daehyun dan segera mengajak Eunji kembali ke rumah.
“oppa dia pergi lagi” kata Eunji dalam tangis.
            Eunji pun terduduk di trotoar sambil menangis.
“Eunjiah… kau tahu? Dia sedang sakit parah, dia harus pergi untuk bisa kembali kesini dan bersamamu selamanya… bersabarlah” kata Daehyun.
“bagaimana kalau dia tidak kembali?!!” teriak Eunji.
“dia pasti akan kembali demi kau” kata Daehyun.
            Eunji masih terus menangis.
“sudahlah… adik oppa tidak boleh cengeng seperti ini” kata Daehyun sambil mengusap air mata Eunji.
“kajja kita kembali ke rumah, oppa akan  membelikanmu ice cream ukuran jumbo” kata daehyun sambil menggandeng Eunji untuk pulang ke rumah.
~2 TAHUN KEMUDIAN~
“eomma aku berangkat dulu ne” teriak Eunji dari luar rumah.
“ne.. hati-hati di jalan ne, katakan pada oppa mu untuk berhati-hati membawa mobil” teriak eomma dari dapur.
“ne eomma” sahut Eunji.
            Eunji pun berlari dan segera masuk ke dalam mobil. Namun Eunji benar-benar heran karena Daehyun oppa terlihat sangat senang sambil bernyanyi mengikuti lagu yang terputar di radio.
“oppa.. apa kau sedang tidak waras?” Tanya Eunji.
“mwo? enak saja dasar anak kecil” ejek Daehyun.
“mwoya.. lebih baik cepat antar aku ke kampus, aku ada quiz hari ini” kata Eunji.
“baiklah.. oh ya, nanti aku tidak bisa menjemputmu akan kusuruh temanku menjemputmu ne?” Tanya Daehyun.
“temanmu? Nugu? Apa Junhong lagi? Ani.. lebih baik aku pulang naik bus, aku malas kalau harus mendengar ocehan gila Junhong, kau tahu? Dia itu sedikit gila” kata Eunji.
“baiklah, aku akan menyuruh temanku yang lainnya untuk menjemputmu.. kau mengenal dia cukup baik” kata Daehyun.
“nugu?” Tanya Eunji.
“kalau kau penasaran, lebih baik cepat pulang nanti haha” kata Daehyun.
“aisssh jjinja… pokoknya awas kalau kali ini Junhong lagi” ancam Eunji.
“ne ne ne” kata daehyun.
            Eunji pun baru saja keluar dari ruang kuliahnya.
“Eunjiah mau pulang bersama?” ajak Sohyun, temannya.
“ah ani, aku sepertinya akan pulang dengan teman kakakku” kata Eunji.
“nugu?” Tanya Sohyun.
“molla..” kata Eunji.
“baiklah kalau begitu aku pergi duluan ne” pamit Sohyun.
“ne, hati-hati di jalan” kata Eunji.
“tentu saja, kau juga ne” kata Sohyun.
“tentu” kata Eunji sambil mengacungkan ibu jarinya.
            Eunji pun keluar dari gedung kampusnya. Dilihatnya seorang namja dengan pawakan agak kekar memakai kemeja biru cerah sedang bersandar membelakangi sebuah mobil audy hitam. Eunji pun menelpon oppanya.
“yeoboseyo..” jawab sorang namja dari sebrang sana.
“oppa, bagaimana ciri-ciri temanmu itu?” Tanya Eunji.
“eumm.. dia membawa audy hitam.. agak kekar dan juga rambutnya hitam kecoklatan, kalau tidak salah dia memakai kemeja biru cerah” kata Daehyun.
            Eunji pun melirik namja itu dan benar saja rambut namja itu berwarna hitam kecoklatan.
“bingo… aku menemukannya, gomawo oppa” kata Eunji sambil menutup teleponnya.
            Eunji pun berjalan mantap menuju namja itu.
“annyeong haseyo apa kau…” kata-kata Eunji terputus ketika melihat wajah namja itu.
“annyeong…” kata namja itu dengan santai sambil melambaikan tangannya.
            Eunji masih terdiam melihat wajah namja itu.
“sampai kapan kau akan melamun di situ?” Tanya namja itu sambil menjitak kepala Eunji.
            Eunji pun menampar wajah namja itu.
“aissh appo” keluh namja itu.
“berarti ini bukan mimpi… youngajeyaa bogoshippo” teriak Eunji sambil memeluk Youngjae.
“tentu saja ini bukan mimpi… Sekarang aku sudah sembuh dan siap bersamamu untuk selamanya” kata Youngjae sambil memeluk Eunji.
            Mereka berdua pun berpelukan bahagia.
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar