matahari sudah tenggelam sejak satu jam yang lalu. gadis itu terduduk di halte sambil menatap nanar pada kertas yang digenggam erat oleh tangannya. sekali-kali ia menghembuskan nafas kasar sembari membaca dengan teliti daftar nilai di kertas itu. ya, gadis itu bernama Lee Jiyoung, ia baru saja mendapat hasil nilai belajarnya selama enam bulan. untung saja nilainya masih cukup untuk membuatnya naik ke tingkat terakhir di sekolah menengah atas tempatnya menuntut ilmu.
"hya Lee Jiyoung!" teriak seorang pria yang baru saja membanting pantatnya untuk duduk di samping Jiyoung, hingga membuat Jiyoung sedikit terkejut.
"aissh kau membuatku terkejut nam taehyun!" oceh Jiyoung.
"itu salahmu, kau tahu ? aku menunggumu di depan gerbang sekolah dan ternyata kau sudah di sini" oceh Taehyun sambil mengeluarkan botol air mineral dari tasnya.
"mian.. aku ingin sendiri" kata Jiyoung.
"woah.. ini sungguh menyeramkan.. kau bahkan berkata maaf padaku? kau tahu kau jarang mengatakan maaf padaku.." kata Taehyun.
Jiyoung hanya diam.
"hya kau kenapa? tumben sekali kau diam? ini terlalu aneh melihatmu diam" kata Taehyun.
Jiyoung hanya memandang Taehyun dengan tatapan murungnya.
"waeyo???" tanya Taehyun.
"aku malu" kata Jiyoung.
"malu ? kenapa ?" tanya Taehyun.
Jiyoung pun memberikan kertas yang berisi daftar nilainya pada Taehyun.
"hya setidaknya kau masih bisa naik kelas" kata Taehyun sambil menyapukan pandangannya ke kertas rapor itu.
"iya kau benar.. tapi.. ah" kata Jiyoung sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar, lagi.
"kenapa lagi ? kau kan naik kelas jadi kau bisa memperbaikinya di tahun terakhir nanti" kata Taehyun.
Jiyoung lagi-lagi terdiam.
"kenapa lagi ? apa kau lapar ? ayo kita pulang saja" tanya taehyun.
"aniyo.. aku hanya tidak ingin pulang, aku malu" kata Jiyoung.
"hyaa, kau tidak perlu memberikan hasil rapotmu pada ayah dan ibumu kalau kau malu" kata Taehyun.
"bagaimana jika mereka menanyakannya ?" tanya Jiyoung, khawatir.
"hya! bilang saja kau akan memperbaikinya di tahun terakhir nanti, aku akan membantumu" kata Taehyun.
"hmm baiklah.. kau harus membantuku bilang pada ayah dan ibu" kata Jiyoung.
"tentu saja, kau mau pulang sekarang ?" tanya Taehyun.
"entahlah.." kata Jiyoung, "kau duluan saja kalau kau ingin pulang sekarang" lanjutnya.
"aihh mana mungkin aku membiarkan gadis mungil sepertimu sendirian, bagaimana kalau mereka mengiramu anak kecil dan menculikmu ?" kata Taehyun.
"hyaa aku tidak sekecil itu, lagipula aku memakai seragam SMA, dasar idiot" protes Jiyoung.
"hya siapa yang mendapat nilai jelek dan siapa yang mengatai idiot" kata Taehyun.
"aissh hyaa memangnya nilaimu bagus ?" tanya Jiyoung, yang kemudian disesalinya.
Taehyun mengambil hasil rapotnya di dalam tas dan memberikannya pada Jiyoung.
"lihatlah.."
"tidak mau.. kutarik ucapanku" kata Jiyoung.
"apa perlu kubacakan ?" tanya taehyun, "eoh ada pesan dari wali kelasku juga, ekhem.. selamat atas prestasimu, pertahankan posisimu di peringkat pertama, muridku yang membanggakan" kata Taehyun.
"aissh sombong sekali, sudah kau pulang saja sanah aku muak mendengarmu bicara" kata Jiyoung setengah mencibir.
taehyun hanya tertawa.
"hya ada bus, kajja kita jalan-jalan sebentar" ajak Taehyun saat melihat ada bus berhenti di depan mereka.
"Kemana ?" tanya Jiyoung.
"sudahlah kita naik dulu" kata Taehyun sambil menarik tangan Jiyoung.
beberapa saat kemudian, mereka pun turun dan berjalan menuju Sungai Han.
"kau suka kembang api kan?" tanya Taehyun.
Jiyoung hanya mengangguk, mereka pun duduk di tepi Sungai Han.
"kau tunggu di sini sebentar ya ?" kata Taehyun.
"kau mau ke mana ?" tanya Jiyoung.
"aish banyak tanya, tunggu saja" kata Taehyun sambil mengacak rambut Jiyoung kemudian beranjak pergi.
Jiyoung hanya menatapnya dengan ekspresi ingin tahu dan bercampur dengan kesal. Ketika Taehyun pergi, pikiran Jiyoung pun kembali ke nilainya di raport-nya.
"aishh menyedihkan sekali, kau punya teman yang sangat pintar dan kau begitu bodoh.." gumam Jiyoung sambil memandangi air yang tersembur dari sepanjang jembatan dan bercampur dengan cahaya lampu warna-warni di tepinya.
Taehyun pun datang sambil membawa dua gelas coklat panas.
"ini, minumlah" kata Taehyun.
"gomawo" kata Jiyoung.
"kudengar coklat bisa memperbaiki mood" kata taehyun.
Jiyoung pun meminum coklat panasnya.
"hya Nam Taehyun"
"apa?"
"kau harus membantuku" kata Jiyoung, tanpa sadar terdapat sisa coklat di bibir bawahnya.
"membantu apa?"
"membantuku dalam segala hal yang...." perkataan Jiyoung terhenti.
Taehyun mencium bibirnya dan menyecap bagian yang terdapat sisa coklatnya.
"h..hya.. a.. apa yang kau lakukan?" tanya Jiyoung, jantungnya benar-benar berdetak dengan cepat.
"membantumu.. kau bilang membantu dalam segala hal, dan aku membantumu membersihkan bibirmu.. tadi ada sisa coklat" kata Taehyun santai.
"hya aku belum selesai bicara, aku bilang aku ingin kau membantuku dalam segala hal yang berhubungan dengan pelajaran!!" oceh Jiyoung.
"itu juga pelajaran, pelajaran mencintai" kata Taehyun.
"hya! ini tidak mungkin, apa kau menyukaiku? " tanya Jiyoung.
Taehyun hanya tertawa melihat ekspresi polos Jiyoung. Taehyun pun memeluk tubuh mungil gadis itu dan menenggelamkan wajah gadis itu ke dada bidangnya.
"ye, aku menyukaimu.. dan aku tidak suka melihatmu sedih seperti tadi, kalau kau butuh bantuanku aku akan selalu ada di sisimu" katanya sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Jiyoung yang terlihat bertanya-tanya.
Jiyoung hanya terdiam sambil melihat wajah Taehyun.
"wae? kau tidak suka?" tanya Taehyun.
"tidak.. hanya saja.. apa ini sungguh-sungguh terjadi?" tanya Jiyoung.
Taehyun hanya tersenyum simpul, kemudian memeluk Jiyoung dan Jiyoung pun membalas pelukannya.
"terimakasih Nam Taehyun" kata Jiyoung.
Taehyun pun melepas pelukannya.
"tapi.. apa kau juga menyukaiku ?" tanya Taehyun.
tanpa melihat wajah Taehyun, Jiyoung pun menganggukkan kepalanya.
"sejak kapan ?" tanya Taehyun.
"entahlah.. muncul bebgitu saja" kata Jiyoung, "kalau kau?" tanya Jiyoung.
"sejak kita masih di sekolah dasar" kata Taehyun sambil tersenyum.
"tidak.. kau pasti bercanda" kata Jiyoung.
"ya! aku serius" kata Taehyun.
"kau tahu saat di sekolah dasar aku gendut" kata Jiyoung.
"itulah sebabnya mengapa Mino selalu mengatakan kalau seleraku benar-benar payah" kata Taehyun.
"hya!!" teriak Jiyoung, Taehyun pun tertawa.
terlihat kembang api tersembur di langit yang gelap dia atas Sungai Han.
"hya! parade kembang apinya sudah mulai, ayo ke sana" ajak Taehyun sambil menggandeng tangan Jiyoung.
"kajja" sahut Jiyoung, mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan.
Seperti kembang api, perasaan dalam dada dua remaja itu bagai meledak-ledak karena akhirnya telah mengetahui perasaan masing-masing.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar