Kriiiiiiiing
Bel pertanda sekolah berakhir pun berbunyi. Jiyoung pun membereskan bukunya dan segera menggantungkan kedua tali tasnya pada pundaknya.
"Hya kau mau langsung pulang?" Tanya Soojung, teman sebangkunya.
"Begitulah, kajja" ajaknya.
"Geurae" sahut Soojung sambil berdiri.
Mereka pun berjalan bersama menuju luar kelas. Saat di luar kelas, Jiyoung melihat Donghyuk yang baru saja keluar dari kelas sebelah.
"Eoh, Kim Donghyuuuuk" teriak Jiyoung, namun Donghyuk hanya meliriknya sekilas lalu berjalan meninggalkan Jiyoung dan Soojung yang masih menatap kepergian namja itu.
"Hya! Apa kalian bertengkar? Tidak biasanya" tanya Soojung.
"Entahlah... anak manja itu memang labil, besok juga pasti akan sembuh" kata Jiyoung, "hya bagaimana kalau kita makan ddeokbokki di seberang sekolah dulu?" Ajak Jiyoung.
"Kajja... aku ingin makan sesuatu yang pedas" kata Soojung.
Keesokan harinya, Jiyoung pun terduduk di terasnya sambil memandangi jam tangan warna biru muda yang bertengger di pergelangan tangannya.
"Heol... kemana anak ini?" Gumam Jiyoung, "sudah jam segini, kalau menunggunya aku bisa telat" rutuknya.
Ia pun masuk ke dalam rumah dan berpesan pada Eomma supaya memberi tahu Donghyuk kalau memang ia datang untunk menjemputnya. Karena setiap hari Donghyuk selalu memjemput Jiyoung untuk jalan bersama menuju sekolah karena memang rumah Jiyoung searah dengan sekolah mereka. Selain itu juga karena Donghyuk dan Jiyoung sudah berteman sejak kecil.
Jiyoung pun berjalan di lorong sekolah dan melihat Donghyuk yang baru saja akan masuk ke dalam kelasnya.
"Hya Donghyuk-ah!!" Panggil Jiyoung sambil berlari ke arahnya.
"Ah wae?" Tanya Donghyuk.
"Hya kau keterlaluan, aku menunggumu kenapa tidak bilang kalau sudah berangkat?" Tanya Jiyoung.
"Ah ne, mian... ya sudah, aku masuk dulu" kata Donghyuk sambil memasuki kelasnya meninggalkan Jiyoung yag baru saja akan membuka mulut.
Jiyoung pun berusaha tidak ambil pusing dan segera berjalan menuju kelasnya.
Jam istirahat pun tiba, Jiyoung dan Soojung pun memanggil Donghyuk di kelasnya untuk pergi ke kantin bersama namun Donghyuk menolak untuk ikut. Jiyoung pun merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Donghyuk.
"Hya soojung-a.. apa kau tidak merasa Donghyuk akhir-akhir ini menghindari kita?" Tanya Jiyoung.
"Ani.. tadi pagi kami sempat mengobrol sambil berjalan menuju kelas" kata Soojung.
"Geureohke... apa hanya padaku saja, ya?" Tanya Jiyoung.
"Hya itu lebih tidak mungkin, kalian kan temam sejak kecil... lagipula kalau ada apa-apa dia selalu bilang kan?" Kata Soojung.
"Ah iya benar juga... hmm yasudahlah mungkin dia belum siap menceritakan masalahnya" kata Jiyoung.
"Itu bisa juga, begitu banyak kemungkinan di dunia ini" kata Soojung.
"Geurae.." jawab Jiyoung.
Hari sudah malam. Jiyoung baru saja turun dari bus. Ia baru saja pulang dari kerja kelompok bersama Soojung, Jiwon dan Mino. Ia pun berjalan dan tak sengaja melihat Donghyuk yang baru saja keluar dari supermarket di dekat halte.
"Hya Kim Donghyuk!!" Teriak Jiyoung sambil melambaikan tangan.
"Eoh kau, dari mana?" Tanya Donghyuk.
"Aku baru saja selesai kerja kelompok haha kau beli apa? Bagikan padaku aku lapar" kata Jiyoung sambil mengintip kantong plastik Donghyuk, namun Donghyuk menariknyan
"Shireo... aissh aku pulang dulu" katanya sambil berjalan mendahului Jiyoung.
"Hya kita jalan bersama!!! Kan searah" protes Jiyoung sambil megejar Donghyuk hingga mereka jalan berjajaran namun Donghyuk hanya diam.
"Hya... kenapa kau diam saja? Ini aneh" kata Jiyoung memecah keheningan.
"Tidak ada yang dibicarakan" kata Donghyuk.
"Hya Kim Donghyuk.... apa kau marah padaku?" Tanya Jiyoung.
"Aniyo... wae?" Tanya Donghyuk.
"Kau begitu aneh, kau selalu menghindariku dan kau yang biasanya bawel sekarang diam saja, katakan masalahmu ayo kita selesaikan" kata Jiyoung.
"Jjinja?" Tanya Donghyuk.
"Ne! Waeyo? Marhaebwaa jigeum" kata Jiyoung.
"Aku sedang flu..." kata Donghyuk.
"Lalu?" Tanya Jiyoung.
"Dasar idiot, aku tidak mau kau tertular makanya aku berusaha tidak berinteraksi denganmu" kata Donghyuk sukses membuat Jiyoung melongo.
"Jjinja? Ck kau benar-benar aneh" kata Jiyoung.
"Aneh apanya.. ini namanya perhatian tau" kata Donghyuk.
"Apanya? Membuat khawatir maksudmu?" Kata Jiyoung.
"Mian haha kau bahkan mengkhawatirkanku, padahal aku khawatir setengah mati kalau aku akan menularimu" kata Donghyuk.
"Dan aku takut setengah mati kalau kau marah padaku, kau benar-benar menghindariku" kata Jiyoung.
"Sudahlah, kau selalu saja berpikiran negatif" kata Donghyuk.
"Kau kan bisa saja bilang, kenapa juga harus menyebunyikannya" kata Jiyoung.
"Hya aku hanya tidak ingin menularimu, aku ingat bagaimana kau tersiksanya saat sakit flu beberapa minggu yang lalu" kata Donghyuk.
"Hmm kau selalu berlebihan Donghyuk-a" kata Jiyoung.
"Tapi aku hanya..." kata Donghyuk terpotong.
"Arasseo... aku akan jalan duluan, kau tidak akan menulariku. Annyeong~ segera main dengan kami kalau kau sudah sembuh, eoh?" Kata Jiyoung sambil berjalan mendaului Donghyuk.
"Tapi aku hanya khawatir padamu... karena aku menyukaimu, Jiyoung-a" kata Dinghyuk pada dirinya sendiri, sementara Jiyoung berjalan beberapa langkah di depannya.
The End