Label

Sabtu, 19 September 2015

I Deserve Better!

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore waktu setempat. Jiyoung baru saja selesai berdandan dan segera bergegas memakai sneakers hitamnya, lalu ia berjalan keluar rumahnya.

"Woaah lihatlah gadis yang sedang tumbuh ini, kau bahkan berdandan? haha mau ke mana kau?" Terdengar suara seorang namja saat ia baru saja menutup pagar rumahnya.

"Eoh Mino-ya, aku mau pergi menemui Seungri oppa" katanya.

"Seungri hyung? Tumben dia tidak mejemputmu?" Tanya Mino yang disusul oleh ekspresi muram Jiyoung.

"Molla hehe tidak biasanya, bukan?" Kata Jiyoung sambil tersenyum kikuk.

"Aissh jjinja, ayo kuantar saja" ajak Mino.

"Hya! Itu tidak perlu, aku bisa pergi sendiri" kata Jiyoung mantap.

"Waeyo? Bagaimana kalau terjadi apa-apa?" Tanya Mino.

"Hya! Kau kira aku anak kecil? Aku bisa jaga diriku sendiri!" Protes Jiyoung.

"Aish dasar keras kepala" kata Mino.

"Sudahlah aku berangkat dulu, annyeong!" Kata Jiyoung sambil berjalan melewati Mino.

"Hya! Hya! Tunggu dulu" kata Mino sambil menarik kerah jaket jeans Jiyoung, membuat tubuh mungil Jiyoung dengan mudah tertarik mundur olehnya.

"Ah Mwoyaaa aku bisa telat!!" Protes Jiyoung.

"Apa Seunghoon hyung ada di dalam?" Tanya Mino.

"Di rumah tidak ada siapa-siapa, sudahlah kau pulang saja sana aku mau pergi" kata Jiyoung sambil melepas cengkraman tangan Mino pada kerah jaket jeansnya.

"Aissh yasudah sana pergilah! Jangan telepon aku kalau ada apa-apa!" kata Mino.

"Tidak akannn hahahaha" kata Jiyoung sambil berjalan.

Mino hanya memandang Jiyoung hingga gadis itu menghilang dari pandangannya. Ia pun mulai berjalan pulang, namun sesuatu mengganjal pikirannya. Ia pun segera berbalik dan mengambil seribu langkah.

Beberapa saat kemudian, Jiyoung turun di sebuah halte dan segera berjalan ke sebuah taman yang berada tak jauh dari sana. Taman itu terasa sepi, Jiyoung pun duduk di sebuah bangku yang membuatnya berhadapan langsung dengan sebuah danau buatan yang berada di tengah taman itu. Ia pun mengeluarkan ponselnya untuk memberi tahu Seungri-kekasihnya-bahwa ia sudah sampai.

"Ah aku sebentar lagi akan sampai, tunggulah 10 menit lagi" katanya diseberang sana.

"Baiklah, annyeong" kata Jiyoung sambil mematikan sambungan teleponnya dengan kekasihnya itu.

Jiyoung pun memandangi layar ponselnya yang memperlihatkan foto Seungri yang sedang tersenyum lebar sambil merangkul pundak Jiyoung, sementara Jiyoung tersenyum manis sambil merangkul pinggang Seungri dengan kedua tangannya. Ia pun perlahan menyunggingkan sebuah senyuman di bibirnya.

"Saranghae oppa-ya... yeongwonhi.." gumamnya.

Ia pun mengalihkan pandangannya pada danau di hadapanya, sambil sesekali menggosok kedua tangannya karena udara malam itu terasa dingin. Mungkin pertanda bahwa musim dingin akan segera datang. Udara malam itu pun terasa sedingin firasatnya yang mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Namun ia berusaha menepisnya. Lagipula ia akan menemui kekasih yang sangat dicintainya, hal yang selalu ia inginkan setiap saat. Bertemu dan meghabiskam waktu dengan Lee Seungri.

"Apa kau sudah lama menunggu?" Tanya seorang namja.

"Eoh oppa sudah datang?" Kata Jiyoung sambil menoleh ke arah suara itu, "Eoh, lama sekali haha aku kan sudah tidak sabar menemuimu" kata Jiyoung sambil berdiri dan berjalan ke arahnya. Ia pun tersenyum senang melihat namja itu berada di depannya

Seungri hanya tersenyum sekenanya.

"Mian" katanya.

"Eoh? Waeyo? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Jiyoung sambil meremas halus lengan Seungri.

Seungri pun berdeham.

"Mianhae, sebenarnya alasanku mengajak bertemu malam ini karena aku ingin mengatakan kalau sebaiknya kita berhenti sampai di sini saja" kata Seungri.

Jiyoung hanya terdiam melihati wajah kekasihnya yang berada beberapa centi di depannya.

"Ah mwoya? Apa kau bercanda?" Tanya Jiyoung sambil memaksakan tertawa dan menggenggam erat lengan Seungri.

"Mianhae Jiyoung-ah, jjinja mianhae" kata Seungri.

"Ah mwoyaaa berhentilah berkata mianhae, jebaal" kata Jiyoung sambil terus menggenggam lengan Seungri, air matanya mulai mengalir ke pipinya.

"Jeongmal mianhae, tolong lepaskan" kata Seungri sambil berusaha melepaskan genggaman Jiyoung.

"Mwo.. mwoya.. ani, kumohon jangan seperti ini, aku berjanji akan menjadi yeoja yang lebih baik lagi, kumohon oppa-yaaa" rengek Jiyoung sambil terus menggeggam lengan Seungri, tapi ekspresi Seungri telah membeku dan sedingin es.

"Hentikan, kumohon" kata Seungri, "aku bilang kalau kita putus dan detik ini pun kau bukanlah siapa-siapaku, paham?" Tanya Seungri dengan ekspresi dinginnya.

Seakan Jiyoung bergidik melihat ekspresi dingin itu. Eskpresi yang baru dilihatnya hari ini, sangat berbeda dengan ekspresi hangat yang selalu terpancar saat mereka bersama-sama dulu.

"Kumohon oppa, aku berjanji akan menjadi lebih baik setelah ini, eoh? Eottae?" Tanya Jiyoung setengah terisak sambil mempererat genggaman tangannya.

"Kubilang lepaskan!" Teriak Seungri sambil melepas paksa tangan Jiyoung dengan kasar, membuat tubuh mungil itu terpelanting menjauh dari Seungri.

Jiyoung tak dapat membendung tangisnya lagi.

"Geundae... wae?" Tanya Jiyoung.

"Karena kau gadis yang sangat membosankan dan aku sudah muak denganmu, ara?" Kata Seungri, "aku pergi, hiduplah dengan baik" kata Seungri sambil berbalik akan meninggallan Jiyoung.

Jiyoung pun berjalan cepat ke arah Seungri lalu menggenggam lengannya.

"Oppa jebal, aku akan berusaha menjadi yeoja yang menyenangkan, sungguh"  katanya memohon sambil terisak.

"Hentikan Jiyoung-ah!" Kata Seungri sambil menghempaskan tangan Jiyoung dengan kasar, membuat yeoja itu sedikit kehilangan keseimbangan, "kau membuatku semakin muak, ara?" Katanya dengan kejam, "aku pergi, jaga dirimu baik-baik" kata Seungri lalu benar-benar pergi meninggalkan Jiyoung.

Jiyoung pun menundukkan kepalanya sambil terisak. Ia pun kembali duduk di bangku tempat ia duduk sejak awal.

Tanpa Jiyoung dan Seungri sadari, sepasang mata megawasi kejadian itu dengan geram. Ia pun bergegas mengikuti Seungri. Setelah memastikan tak terlihat oleh Jiyoung, Mino pun melayangkan tinjunya ke wajah Seungri. Seungri pun terjatuh

"Hya!!! Apa yang kau lakukan?!" Teriak Seungri.

"dasar bajingan! Beraninya kau meyakiti Jiyoung!" Kata Mino sambil menghujani Seungri dengan pukulan-pukulannya.

"Jangan pernah lagi muncul di hadapan Jiyoung! Bahkan ketika di kampus!" Katanya sambil berdiri, lalu bergegas mendatangi Jiyoung yang masih terisak di bangku di samping danau.

"Hya! Dasar idiot!" Kata Mino sambil duduk di sampingnya.

Jiyoung pun mendongak dan melihat sahabatnya itu sudah duduk di sampingnya.

"Hya bagaimana bisa kau ke sini?" Tanya Jiyoung dengan ekspresi ling lung dan mata sembabnya.

"Apa itu penting? Heol, kau bilang tidak akan ada apa-apa dan sekarang aku menemukanmu menangis tersedu-sedu" katanya.

"Ani, ini karena kelilipan saja"

"Hya! Aku melihat semuanya dengan mataku sendiri!" Kata Mino setengah marah.

"Hya kenapa kau marah-marah padaku?" Tanya Jiyoung.

"Aku tidak marah padamu, bodoh!!! Aku marah pada bajingan itu!!!! Heol! Bisa-bisanya keparat itu mengatakan hal kasar itu kepadamu! Aish aku jadi muak mengingat bagaimana brengsek itu mengejarmu!" Oceh Mino.

"Hya! Apa kau sadar sudah mengumpat sebanyak tiga kali?" Tanya Jiyoung.

"itu tidak penting" kata Mino, "hya! Gwenchanayo?" Tanya Mino.

"Aissh kau keterlaluan, kau tahu sakitnya perasaanku saat ini, kenapa masih tanya lagi?!" Protes Jiyoung.

"Ah benar, menangislah sepuasmu!" Kata Mino.

"Sudah" kata Jiyoung, "setelah kupikir-pikir menangisinya hanya membuang air mataku, jika mengingat kata-katanya tadi malah mebuatku berhenti menangis" kata Jiyoung.

Mino hanya terdiam.

"Aku jadi tahu apa artiku baginya dan aku menyesal sudah membuang waktu lima bulan yang berharga hanya untuk mencintai orang yang salah hahahahah aissh si bajingan itu, kenapa pula muncul dalam hidupku? Hahahahah" kata Jiyoung sambil tertawa.

"Jjinja gwenchana? Kalau kau tertawa seperti itu malah membuatku berpikir kalau kau sudah gila" kata Mino.

"Aniyaaaa, aku terluka di sini" kata Jiyoung sambil menunjuk hatinya.

"Lalu kau mau bagaimana lagi? Semuanya sudah berakhir dan meninggalkan luka. Perlahan itu pasti akan sembuh, percayalah" kata Mino.

"Aku tahu, haha haruskah kita bersenang-senang malam ini?" Ajak Jiyoung.

"Ayo saja, apa yang tidak untuk gadis jelek yang sedang terluka ini, eoh?" Tanya Mino, "kau mau apa?" Tanyanya lagi.

"Kajja kita beli banyak makanan dan memakan semuanya sampai habis! Aku ingin melampiaskannya pada makanan!!" Kata Jiyoung mantap.

"Kau yakin?! Kau akan menyesalinya kalau berat badanmu naik" kata Mino.

"Aku tidak peduli, aku akan selalu cantik dengan bentuk tubuh apapun hahahaha" kata Jiyoung.

"Dasar sombong, ingin kuberi cermin saja rasaya!" Kata Mino.

"Hahahaha sudahlah ayo kita beli banyak makanan" ajak Jiyoung sambil berdiri.

"Kajjaaa" sahut Mino sambil berdiri, mereka berdua pun berjalan bersama.

"Hya haruskah kita beli ayam?" Tanya Mino.

"Boleh! Aku juga ingin makan pizza" kata Jiyoung.

"Geurae! Ayo kita makan ayam dan pizza!" Kata Mino dengan semangat.

"Geurae!!! Mokjja!!!!" Teriak Jiyoung.

-END-